Mohon tunggu...
Syahrila Asya Nabila
Syahrila Asya Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Jakarta

Finding meaning through words

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Efektivitas Perbedaan Kinerja, Tarif, dan Pengalaman para Pengguna di Jakarta antara Kereta Cepat dan Kereta Konvensional Rute Jakarta-Bandung

25 November 2024   13:35 Diperbarui: 25 November 2024   19:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Humas PT. KAI Daop 1 Jakarta (@syahrilaasya) 

Pendapat serupa juga dipaparkan oleh narasumber II, yaitu Muhammad Raisya sebagai pengguna kereta cepat Whoosh menyatakan bahwa tarif tiket kereta Whoosh sudah pas dengan benefit yang didapatkan, tetapi untuk kantong mahasiswa yang belum berpenghasilan, tarif tiket kereta cepat Whoosh termasuk mahal terlebih saat rush hour, harga bisa mencapai Rp300.000,00. Sesuai pengalamannya, Ia lebih memilih kereta cepat Whoosh jika memiliki jadwal yang padat dan jika memiliki waktu luang atau ingin menikmati perjalanan menuju Bandung maka Ia akan memilih kereta konvensional.

Begitu pula dengan pendapat dari narasumber III, Diva. Ia menyampaikan terkait tarif kereta cepat yang termasuk worth it dengan apa yang didapat penumpang. "Mereka lebih pilih KCIC dari segi harga dengan segi efisiensi waktu yang lebih tinggi dari kereta konvensional, menurut aku itu worth it sih. Karena kalo dibandingin fasilitas kereta konvensional dan KCIC itu agak jauh," tuturnya.

Narasumber IV, Ana juga menyampaikan pendapat yang sama, "Menurut saya tarif yang ditawarkan KCIC cukup seimbang dengan fasilitas dan kecepatan yang didapat."

Narasumber V yang disampaikan oleh Anggoro sebagai pengguna kereta konvensional Argo Parahyangan, Ia menyampaikan bahwa untuk saat ini harga tiket kereta cepat Whoosh sebanding dari segi harga dengan efisiensi waktu. Jika harga tiket kereta konvensional hampir mirip dengan kereta cepat Whoosh maka Ia yang tinggal di Bogor lebih memilih kereta cepat Whoosh. Menurutnya, ada beberapa pengguna yang lebih memilih kereta konvensional daripada kereta cepat Whoosh karena mereka ingin menikmati pemandangan dan lebih santai. 

Narasumber VI, yaitu Jali sebagai pengguna kereta konvensional Argo Parahyangan menyatakan bahwa harga tiket kereta cepat Whoosh yang sekarang ini mahal dibandingkan dengan harga promo dulu yakni hanya Rp150.000,00. Banyak acuan yang bisa dijadikan pertimbangan bagi seseorang memilih moda transportasi, seperti dilihat dari domisili para pengguna, karena aksesibilitas juga menjadi penyebab pemilihan moda transportasi mereka. Lalu stasiun pemberhentian yang lebih dekat dengan tempat tujuan juga menjadi salah satu alasan mereka.

Narasumber VII, Menurut ibu Mona tarif kereta cepat Whoosh sangat sesuai dengan fasilitas yang diberikan dengan waktu tempuh yang cepat dan pelayanan yang baik dan dari segi efektifitas waktu kereta cepat whoosh lebih disarankan karena waktu tempuhnya yang lebih cepat.

Narasumber VIII, yaitu Trisha menurutnya tarif yang dikeluarkan untuk menaiki kereta Konvensional Argo Parahyangan kurang sesuai dengan fasilitas yang diberikan, yaitu kurang luasnya bagasi barang membuat penumpang harus membawa barang bawaan ke dalam kereta dan membuat duduknya kurang nyaman.

Berdasarkan wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa meskipun tarif kereta cepat Whoosh lebih mahal, banyak yang merasa tarif tersebut sebanding dengan waktu tempuh yang cepat dan fasilitas modern. Para pengguna yang mengutamakan efisiensi waktu dan kenyamanan lebih cenderung memilih kereta cepat. Namun, kereta konvensional tetap menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menikmati perjalanan dengan tarif lebih terjangkau, terlebih bagi mahasiswa dan pengguna yang memiliki waktu lebih fleksibel.

 

c. Pengalaman para Pengguna Kereta Cepat Whoosh dan Kereta Konvensional Argo Parahyangan

Pengalaman pengguna menjadi salah satu aspek penting dalam menilai kualitas suatu moda transportasi. Berdasarkan narasumber I, yaitu Bayu Dwi Aprianto sebagai pengguna kereta cepat Whoosh menyatakan bahwa strata sosial pada kereta cepat Whoosh dan kereta konvensional berbeda. Dengan harga yang ditawarkan kereta cepat lebih mahal, ia lebih nyaman menggunakan kereta cepat karena para pengguna kereta cepat Whoosh lebih sopan dan taat peraturan dibandingkan dengan kereta konvensional.

Pendapat berbeda disampaikan oleh narasumber II, yaitu Muhammad Raisya sebagai pengguna kereta cepat Whoosh menyatakan bahwa tidak ada yang mengganggu di antara keduanya karena kereta cepat dan kereta konvensional sudah maju dan para penumpangnya taat dengan peraturan yang berlaku jadi ia tidak merasa terganggu selama perjalanan. Perubahan interaksi sosial juga tidak beda jauh. Pada kereta cepat Whoosh para pengguna biasanya tidur dan sibuk dengan urusannya masing-masing jadi lebih sunyi, kalau kereta konvensional biasanya ada beberapa penumpang yang mengobrol tetapi tetap tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun