Mohon tunggu...
Syahrila Asya Nabila
Syahrila Asya Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Jakarta

Finding meaning through words

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Efektivitas Perbedaan Kinerja, Tarif, dan Pengalaman para Pengguna di Jakarta antara Kereta Cepat dan Kereta Konvensional Rute Jakarta-Bandung

25 November 2024   13:35 Diperbarui: 25 November 2024   19:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Bersama Humas PT. KAI Daop 1 Jakarta (@syahrilaasya) 

Keywords: Performance, Fare, User Experience, High-Speed Train, Conventional Train.

Pendahuluan

Pertumbuhan ekonomi serta perkembangan infrastruktur di Indonesia khususnya pada kawasan metropolitan, telah berhasil mendorong kebutuhan akan moda transportasi yang efisien, menerapkan manajemen waktu yang baik serta nyaman digunakan masyarakat. Rute Jakarta-Bandung merupakan salah satu koridor utama dengan tingkat mobilitas yang tinggi, digunakan oleh berbagai kalangan masyarakat dalam kebutuhan perjalanan bisnis maupun sarana rekreasi atau perjalanan wisata. Untuk mengakomodasikan permintaan tersebut, telah disediakan berbagai moda transportasi, termasuk kereta cepat yang mulai beroperasi dengan baik pada tanggal 17 Oktober 2023 atau kereta konvensional yang sudah awam digunakan. Tema yang kami angkat untuk project ini adalah pembangunan merata dan inklusif, dengan fokus pada pembangunan dan pemerataan infrastruktur, khususnya dalam moda transportasi kereta. Pembangunan inklusif bertujuan untuk mengurangi ketidaksetaraan sosial dan ekonomi, memberikan akses yang lebih baik bagi semua lapisan masyarakat, terutama kelompok rentan.

Adi dan Putranto (2023) mengemukakan bahwa transportasi kereta cepat ialah sebuah transportasi kereta yang dapat bergerak pada kecepatan yang tinggi yakni lebih dari 350 km/jam. Di Indonesia, kereta cepat Jakarta-Bandung ini dibangun oleh sebuah perusahaan PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang melakukan kerja sama pada PT. Wijaya Kusuma (Persero) Tbk (WIKA) sebagai kontraktor utama pada pembangunan dari kereta cepat arah Jakarta- Bandung dari stasiun yang berada di Bandar Udara Halim Perdanakusuma di Jakarta sampai ke stasiun Tegalluar yang berada di Kabupaten Bandung (PT. Kereta Cepat Indonesia China, 2021). Proyek transportasi modern seperti yang dilaporkan dalam studi oleh Kementerian Perhubungan (2022), dapat mengurangi waktu tempuh Jakarta-Bandung hingga 45 menit dibandingkan dengan kereta konvensional yang memerlukan waktu sekitar 3 jam. Selain waktu tempuh, aspek peningkatan ketepatan jadwal, kenyamanan, serta kemajuan teknologi juga menjadi salah satu nilai jual utama kereta cepat.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Prasetyo dan Herman (2022) menyatakan bahwa pembangunan moda transportasi Kereta Cepat Jakarta-Bandung berpangkal pada tiket KA Argo Parahyangan yang selalu habis terjual dan banyak penumpang yang tidak mendapatkan tiket (Syifa, 2016) dan lonjakan volume kendaraan di ruas Tol Cipularang pada keadaan tertentu mengakibatkan waktu tempuh yang semakin lambat. Oleh karena itu pemerintah Indonesia melakukan kerjasama bersama Pemerintah China pada tanggal 29 September 2015 untuk membangun Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung yang memiliki waktu tempuh hanya 36-44 menit dengan kapasitas maksimum sebanyak 601 orang.

Akan tetapi, kereta konvensional sudah lebih lama hadir dalam melayani masyarakat, menawarkan harga yang relatif lebih terjangkau dengan frekuensi perjalanan yang jauh lebih banyak dibandingkan kereta cepat. Meskipun dalam aspek manajemen waktu kereta konvensional memiliki daya tempuh yang lebih lama, namun moda transportasi kereta konvensional ini tetap diminati oleh masyarakat karena memiliki harga yang lebih ekonomis dengan jaringan yang lebih luas dan pengalaman yang sudah teruji.

     Kedua moda transportasi tersebut memicu beberapa fenomena sosial yang signifikan bagi para pengguna kereta Jakarta yang dapat ditandai dengan adanya pergeseran pola mobilitas masyarakat melalui peningkatan penggunaan transportasi publik dan perubahan jam sibuk, sampai dengan perubahan perilaku pengguna terkait preferensi terhadap moda transportasi yang lebih cepat dan nyaman. Dengan adanya pernyataan tersebut, muncul pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan efektivitas kedua moda transportasi tersebut dalam memenuhkan kebutuhan penumpang, serta bagaimana perbandingan kinerja, tarif, dan pengalaman pengguna paska menggunakan kereta cepat maupun kereta konvensional rute Jakarta-Bandung. Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, diperlukan analisis mendalam mengenai perbedaan-perbedaan utama dan pendapat khalayak mengenai kedua moda transportasi tersebut.

Penelitian ini merupakan sebuah upaya untuk mengeksplorasi dan membandingkan efektivitas Kereta Cepat dan Kereta Konvensional dari segi kinerja (kecepatan perjalanan, waktu tempuh, dan ketepatan jadwal), pentarifan (harga tiket, tarif operasional, dan dampaknya terhadap perekonomian lokal), serta pengalaman pengguna (kenyamanan, fasilitas, dan kepuasan pelanggan), sehingga dapat memberikan wawasan bagi para pemangku kepentingan dalam menentukan strategi transportasi yang lebih baik dan efisien di masa mendatang.

Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas

Berasal dari bahasa Inggris, yaitu effective, yang berarti berhasil dengan baik. Arti kata ini menyiratkan bahwa sejauh mana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan yang diharapkan. Barnard (2008: 27) menjelaskan efektivitas adalah keadaan dinamis dimana pemenuhan tugas dan tugas merupakan proses konsisten dengan tujuan yang ditetapkan dan usulan kebijakan program. Beni (2016) menjelaskan, efektivitas merupakan hubungan antara output dan tujuan atau dikatakan ukuran seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan prosedur dari organisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun