Mohon tunggu...
Syahrian Perdana
Syahrian Perdana Mohon Tunggu... Mahasiswa - novelis

Saya menulis dengan berbagai macam sudut pandang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Kekerasan Seksual Menggunakan Perspektif Aoron Beck Model Kognitif

17 Desember 2022   14:34 Diperbarui: 17 Desember 2022   14:43 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan 

Gaya berpacaran yang cukup bebas akhir-akhir ini. Dikarenakan mereka  mencontoh gaya pacaran orang luar yang sangat berbeda dengan budaya kita di indonesia. Pikiran mereka sudah terpengaruhi oleh budaya barat jadi mereka berpikir jika tidak punya pacar, mereka tidak bisa mengikuti tren yang ada. Beberapa orang merasakan kekeringan mental karena kondisi emosinya berada ditahap tansisi. Mahasiswa usia 18-21 dan 22-24 tahun pun masih termasuk dalam remaja akhir atau dewasa awal yang dimana masih sering terjadi ketidakstabilan dalam mengendalikan emosinya dan segala tindakannya terkadang tidak diperhitungkan. Karena asmara pacarn telah membuat para remaja terpukau hingga mereka lupa bahwa dibalik indahnya pacaran, jika tidak hati-hati bisa membuat diri menjadi canggung atau bisa membuat sebuah pengalaman yang melekat dalam pikiran sehingga susah dilupakan . Tindak kekerasan dalam kencan atau pacarn jika terjadi bisa menjadi hal yang sangat merugikan dan buruk dalam kehidupan korban yang nantinya bisa berpengaruh pada segala aspek aspek korban.[1]

 Dikutip dari penulis buku yang bernama M, Rahmat dengan bukunya yang berjudl Ensiklopedia Konflik Sosial, kekerasan ini sering disebut dengan violentia  yang dalam Bahasa latin berarti, aniaya, kebengisan, kegarangan dan keganasan. Kekerasan bisa dibilang sebagai perilaku yang disengaja ataupun tidak dengan tujuan membuat luka kepada orang lain. Bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran merupakan bagian dari kekerasan yang terjadi dalam hubungan pasangan[2]. Adapun bentuk-bentuk kekerasan dalam pacarana seperti yang dilansir dari kemendikbud.co.id, kekerasan dalam kencan remaja akhir atau dewasa awal bisa dijabarkan dalam bentuk seperti ini: 

 a. Kekerasan fisik :hal nya mendorong pasangan ,memukul pasangan walaupun bilangnya ga sengaja atau bercanda, menggampar pasangan, nendang pasangan dan mengkekep tubuh pasangan dengan sangat erat yang membuat pasangan kesakitan.

 b. Kekerasan psikis: Misalnya mengancam, menghina, mencaci,dan selalu berkata yang tidak pantas pada pasanganya.

 c. Kekerasan seksual seperti : Memaksa pasanganya untuk berbuat hal yang tidak senonoh walaupun pasanganya tidak mau melakukan itu atau meraba,mencium dan melecehkan pasanganya walaupun pasanganya menolak dan tidak mau.[3]

 Walaupun ada sisi positif berpacaran diantaranya :

 1.Menjaga kesehatan dan fungsi jantung

 Karena terkadang saat kita berkencan atau berpacaran khususnya saat pdkt pasti jantung selalu deg degan hal ini membuat jantung sering memompa dan bermanfaat bagi kesehatanya.

 2. Meningkatkan mood dan daya tahan tubuh

 Jelas jika kita berpacaran apalagi dengan orang yang kita sayangi mood kita akan selalu bagus dan karena itulah tubuh kita menciptakan hormone berlebih yang berguna untuk imunitas tubuh

 3. Membantu pertumbuhan

 Berkencan pasti bisa membantu pertumbuhan kalian di beberapa aspek seperti aspek kedewasaan, merawat diri dll

 4. Mengatasi kesepian

 Bagi kalian sebelum pacaran yaitu menjadi jomblo pasti sangat gabut dan kesepian hari hari hanya scroll tiktok dan twitter tapi jika anda mempunyai pacar anda akan banyak kegiatan seperti nge date bareng, telfonan dll.

 5. Berikan motivasi untuk hidup lebih sehat

 Pasangan anda dan anda sendiri pun pasti tidak ingin pacarnya sakit oleh karena itu keduanya pasti saling mengingatkan makan ataupun mengkonsumsi makanan yang sehat atau bisa mengajak olahraga bareng sehingga hidup menjadi lebih fit.

 6. Meredakan stress

 Terkadang kita memerlukan seseorang yang ada saat kita terpuruk dan banyak masalah dan pacarana bisa menjadi solusi untuk itu tapi bisa saja karena anda berpacaran stress anda makin bertambah.

 7. Meningkatkan rasa percaya diri

 Kalo punya pacar pastinya anda menjadi lebih percaya diri apalagi mendapatkan pacar yang cantik atau tampan, tapi jangan terlalu kepedean yah siapa tau saja kamu hoki. [4]

 Jika Anda merasa tidak mendapatkan berbagai manfaat pacaran yang disebutkan di atas, namun merasa hubungan yang Anda jalani membuat Anda stres, tertekan atau bahkan depresi, anda harus mencoba berpikir rasional dan logis karena kemungkinan besar anda berada di hubungan yang toxic.

 Pacaran juga memiliki dimensi negative karena dalam beberapa kasus dan data dari komnas ham setidaknya ada banyak kasus kekerasa terhadap perempuan menurut data CATAHU 2021 Komnas Perempuan, dalam kurun 10 tahun terakhir (2010-2020), angka kekerasan seksual terhadap perempuan banyak mengalami peningkatan, mulai dari 105.103 kasus pada tahun 2010 hingga mencapai 299.911 kasus pada tahun 2020 atau rata-rata kenaikan 19,6% per tahunnya[5] jadi kita akan memfokuskan tulisan pada dampak negaitfnya saja karena alasan sebagai berikut:

  a. Karena judul yang dipakai temanya kekerasan seksual.

 b. Karena banyak kasus perempuan yang mendapatkan kekerasan.

 c. Pastinya, korban mengalami berbagai macam trauma.

 Tema dan Kasus yang di angkat

 Gaya pacaran yang berdampak kekerasan seksual di lingkungan kampus

 Seperti kasus yang dilansir Kompas.com seorang mahasiswi berinisial NWR (23) yang bunuh meminum racun dimakam ayahnya sehinga ia pun meninggal dunia pada Kamis (2/12/2021). Dia meninggal karena bunuh diri, dengan menenggak racun akibat mendapatkan pelecehan seksual dari kaka tingkatnya sampai dia mengandung janin di perutnya sehingga membuat korban depresi dan melakukan aksi bunuh diri. NWR merupakan mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) angkatan 2016.[6]

 Pembahasan

 Hasil pembahasan menemukan bukti langsung terkait bentuk dan dampak kekerasan dalam pacaran. Yang dijelaskan di bawah ini: bentuk-bentuk kekerasan

 1.Kekerasan psikis

 Dalam pasal 7 UU PDKRT menyatakan, "Kekerasan psikis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b adalah perbuatan yang mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya kemampuan untuk bertindak, rasa tidak berdaya, dan/atau penderitaan psikis berat pada seseorang."

 Bentuk-bentuk kekerasan psikis adalah: mengancam, menghina, memperlakukan, mencaci, mencaci, membentak, melecehkan, mengintai dan memata-matai, tindakan lain yang menimbulkan rasa takut. peneliti menyimpulkan bahwa bentuk-bentuk kekerasan psikis sangat mempengaruhi kejiwaan mereka, terutama ketika dihina dan diucapkan kata-kata kasar sangat mengganggu batin. Karena mau siapa juga kalo dia mendapatkan kata kata kasar dari orang lain apalagi orang yang ia sayangi pastinya hal tersebut sangat menyakiti hati dan batinya sehingga berdampak pada psikologinya dan bisa membuat kepikiran,ovt bahkan depresi

 2. Kekerasan Fisik

 Kekerasan fisik menurut Undang-Undang No. 23 tahun 2004 adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat (pasal 6).

 Kekerasan fisik yang dialami oleh korban kekerasan dalam pacaran dapat berupa: memukul, menampar, menendang, mendorong, dan menjambak tubuh pasangannya. Tentu sangat memprihatinkan ketika korban kekerasan, khususnya perempuan, mengalami cacat tetap. Tapi belum di sini. Macam-macam kekerasan fisik hal nya mendorong pasangan ,memukul pasangan walaupun bilangnya ga sengaja atau bercanda, menggampar pasangan, nendang pasangan dan mengkekep tubuh pasangan dengan sangat erat yang membuat pasangan kesakitan

  Mau gimanapun kekerasan fisik adalah hal yang tidak boleh di lakukan, bahkan untuk mencoba menyelesaikan suatu masalah, ketika punya cara yang lebih baik untuk membangun hubungan pribadi yang sehat kenapa harus dengan cara kasar.

 Bentuk kekerasan fisik yang biasanya terjadi dalam status berpacaran biasanya sedikit berbeda dengan yang sudah menikah, untuk yang masih berpacaran paling umum adalah menampar atau memukul pasanganya mungkin karena factor tempramen yang tinggi ataupun cemburu buta.[7]

 3. Kekerasan seksual

 Kekerasan seksual diantaranya seperti memaksa pasanganya untuk berbuat hal yang tidak senonoh walaupun pasanganya tidak mau melakukan itu atau meraba,mencium dan melecehkan pasanganya walaupun pasanganya menolak dan tidak mau, dalam kasus yang di angkat korban mendapatkan kekerasan seksual berupa diperkosa oleh pasanganya. Untuk meminimalisir hal tersebut adalah dengan mengkontrl nafsu cara yang paling mudah dilakukan untuk meminimalisir nafsu adalah jangan memancing pasangan anda untuk berbuat tidak senonoh, hindari dirty talk saat berkomunkasi, selalu menjaga jarak terkait hal hal berbau mesum dan selalu ingat pada tuhan maupun dosa karena kita manusia sudah banyak dosa jika menambah dosa lagi tidak aka nada tempat bagi kita di akhirat nanti. [8]

 Kekerasan yang di terima akan sangat berdampak pada beberapa aspek korban, diantaranya:

 A. Aspek Seksual

Orang yang sudah terlecehkan atau bahkan keperawananya direnggut pastinya akan trauma untuk menjalani kehidupan asmara lagi dia akan berpikir bahwa dirinya sudah rusak dan tidak pantas untuk mendapatkan orang yang baik sehingga ia merendahkan dirinya dan menempatkanya setara dengan pelacur, efeknya traumatis dalam buku yang berjudul Remaja Edisi 11 jilid 1. dimana korban awalnya merasa kaget, mati rasa, dan sering tidak teratur. Ada banyak yang merasakan depresi dan yang mereka rasakan dalam bentuk perkataan atau tangisan

  • Aspek Psikologis

 Bentuk kekerasan yang terjadi saat berpacaran akan sangat berdampak bagi korban. Korban pastinya akan stress,depresi, susah tidur, tidak nafsu makan, tidak mood ngapa ngapain sehingga kehidupan sehari harinya terganggu dan bahkan bisa saja korban melakukan bunuh diri seperti kasus yang di analisis bahwa korban mengalami depresi yang parah sehingga melakukan tindak bunuh diri dengan meminum racun dan menganggap bahwa dirinya rendah seperti bodoh, gampang di bohongi dll beberapa teman saya pun Ketika putus cinta akan mengalami depresi, stres dan kecemasan, akan sangat sulit berkonsentrasi dan sulit tidur apalagi sampai mendapatkan kekerasan pastinya hal itu akan lebih serius dari putus cinta. Tapi ini semua tergantung bagaimana kitanya kalau kitanya santai terhadap masalah ini maka tingkat permasalahan nya akan diminimalisir tapi jika kita serius dalam menyikapinya sampai ovt dan depresi hal ini akan membuat psikis kita terganggu.[9]

  C. Aspek Sosial

 Saat membangun hubungan, pria atau wanita cenderung mengontrol dan mengendalikan pasangannya dalam hubungan, penampilan, dan pekerjaan. Alasan mereka melakukan ini karena kasih sayang kepada pasangannya. Menanggapi hal tersebut, beberapa whistleblower mengatakan demikian, beberapa whistleblower mengatakan tidak keberatan dan bahkan senang diperlakukan seperti itu karena itu juga berarti pasangannya peduli dan tampak melindungi mereka. Jika demikian, tentu tidak masalah asalkan sikap condong kontrol itu bisa maklumi dan tak membuat ia merasa terkekang ,meski terkadang kita membutuhkan seseorang untuk menjadi pengatur kita

 

D . Aspek Fisik

 

    Kekerasan fisik biasanya berdampak pada tubuh korban yang dimana jika Wanita ada satu goresan saja sangat berpengaruh pada penampilanya , dampak kekerasan fisik biasanya sepeerti memar, patah tulang, gigi patah, gegar otak ataupun luka akibat senjata tajam.  [10]

 

Landasan Teori

 

Jadi bisa di simpulkan bahwa kekerasan yang terjadi dalam pacaran sangat kompleks mulai dari kekerasan fisik dan psikologi yang dimana efek dari kekerasan tersebut membuat korban menjadi depresi, depresi akan menjadi hal yang sangat berpengaruh besar terhadap korban mulai dari kurangnya nafsu makan yang bisa membuat korban sakit, self harm, menyendiri, hilangnya kepercayaan pada diri sendiri atau orang lain, overthingking dll. Pernyataan ini diperkuar oleh teori kognitif model aoron beck.

 

Beck menunjukkan bahwa ada beberapa gangguan kognitif, atau pola pikir, yang menonjol pada gangguan depresi. Tiga pola kognitif utama yang terkait dengan depresi diidentifikasi oleh Beck dan disebut triad kognitif, termasuk

 

(1) pandangan negatif terhadap diri sendiri;

 

(2) pandangan negatif terhadap lingkungan dan kecenderungan untuk mengalami dunia sebagai tempat yang berbahaya dan menuntut. [11]

 

 

Kesimpulan

 

Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan di atas adalah

 

Ada bentuk-bentuk kekerasan dalam pacaran adalah sebagai berikut:

 

A.Kekerasan fisik : hal nya mendorong pasangan ,memukul pasangan walaupun bilangnya ga sengaja atau bercanda, menggampar pasangan, nendang pasangan dan mengkekep tubuh pasangan dengan sangat erat yang membuat pasangan kesakitan.

 

  • B.Kekerasan psikis: seperti Misalnya mengancam, menghina, mencaci,dan selalu berkata yang tidak pantas pada pasanganya.
  • C. Kekerasan seksual:. Memaksa pasanganya untuk berbuat hal yang tidak senonoh walaupun pasanganya tidak mau melakukan itu atau meraba,mencium dan melecehkan pasanganya walaupun pasanganya menolak dan tidak mau.

 

Adapun dampak positif maupun negative dalam berpacaran yaitu:

 

1.Dampak positif pacaran

 

.Menjaga kesehatan dan fungsi jantung

 

Karena terkadang saat kita berkencan atau berpacaran khususnya saat pdkt pasti jantung selalu deg degan hal ini membuat jantung sering memompa dan bermanfaat bagi kesehatanya.

 

2. Meningkatkan mood dan daya tahan tubuh

 

Jelas jika kita berpacaran apalagi dengan orang yang kita sayangi mood kita akan selalu bagus dan karena itulah tubuh kita menciptakan hormone berlebih yang berguna untuk imunitas tubuh

 

3. Membantu pertumbuhan

 

Berkencan pasti bisa membantu pertumbuhan kalian di beberapa aspek seperti aspek kedewasaan, merawat diri dll

 

4. Mengatasi kesepian

 

Bagi kalian sebelum pacaran yaitu menjadi jomblo pasti sangat gabut dan kesepian hari hari hanya scroll tiktok dan twitter tapi jika anda mempunyai pacar anda akan banyak kegiatan seperti nge date bareng, telfonan dll.

 

5. Berikan motivasi untuk hidup lebih sehat

 

Pasangan anda dan anda sendiri pun pasti tidak ingin pacarnya sakit oleh karena itu keduanya pasti saling mengingatkan makan ataupun mengkonsumsi makanan yang sehat atau bisa mengajak olahraga bareng sehingga hidup menjadi lebih fit.

 

6. Meredakan stress

 

Terkadang kita memerlukan seseorang yang ada saat kita terpuruk dan banyak masalah dan pacarana bisa menjadi solusi untuk itu tapi bisa saja karena anda berpacaran stress anda makin bertambah.

 

7. Meningkatkan rasa percaya diri

 

Kalo punya pacar pastinya anda menjadi lebih percaya diri apalagi mendapatkan pacar yang cantik atau tampan, tapi jangan terlalu kepedean yah siapa tau saja kamu hoki

 

2. Dampak negatif kekerasan dalam pacaran

 

a) Dampak Psikologis

 

korban akan trauma dan bahkan depresi yang berlebih seperti kasus yang dianalisis korban depresi dan menengguk racun di makan ayahnya untuk bunuh diri.

 

b.)Dampak seksual

 

Orang yang sudah terlecehkan atau bahkan keperawananya direnggut pastinya akan trauma untuk menjalani kehidupan asmara lagi dia akan berpikir bahwa dirinya sudah rusak dan tidak pantas untuk mendapatkan orang yang baik sehingga ia merendahkan dirinya dan menempatkanya setara dengan pelacur

 

c.Dampak fisik

 

Kekerasan fisik biasanya berdampak pada tubuh korban yang dimana jika Wanita ada satu goresan saja sangat berpengaruh pada penampilanya , dampak kekerasan fisik biasanya sepeerti memar, patah tulang, gigi patah, gegar otak ataupun luka akibat senjata tajam

 

d) Dampak sosial

 

korban akan merasa minder karena telah mendapatkan pelecehan dan kekerasan lainya dari pelaku sehingga ia minder untuk menjalani hubungan lagi. Apalagi sampai di perkosa dan mengandung seperti korban di kasus yang saya teliti.

 

Usulan Berdasarkan kesimpulan di atas untuk mencegah kekerasan dalam bentuk apapun khusunya di lingkungan kampus , berikut beberapa saran diantaranya:

 

a). sebelum anda menjalin hubungan yang lebih dalam dengan seseorang, sebaiknya anda melakukan riset terlebih dahulu untuk mengetahui sifat asli dia seperti apa dan keburukanya seperti apa,jangan sampai anda menjalin hubungan dengan orang yang sudah di cap red flag sehingga anda menjalani hubungan yang toxic. Caranya anda bisa bertanya pada teman temanya dia itu orangnya bagaimana atau yang saya sarankan yaitu bertanya pada mantan pacarnya (jika punya) karena mantan pacar adalah seseorang yang pernah bersamanya dan memutuskan hubungan karena adanya suatu masalah, jika ana bertanya pada mantanya kemungkinan besar anda bisa mendapat informasi yang lengkap terkait orang tersebut.

 

b) Kita tidak boleh mencintai seseorang dengan berlebihan karena nantinya anda akan bergantung padanya dan bisa dengan mudah di manipulasi olehnya karena ia sadar kamu sangat membutuhkan dia.

 

c). seseorang yang benar benar serius menjalin dan memberikan kasih sayang padamu pastinya orang tersebut akan melindungi dan menjaga kamu bukan sebaliknya, oleh karena itu anda harus memilih dan menemukan orang yang benar benar tulus pada anda. Jangan memilih orang yang mencintai anda karena factor tertentu.

 

d). Harus selalu bersikap logis dan rasional. Hal ini perlu agar anda tidak dimanipulasi oleh pasangan anda sehingga anda yang selalu di sakiti baik factor fisik ataupun batin. Kita harus dewasa dalam menjalani suatu hubungan. Biasanya karena kita sudah menjadi budak cinta logika dan rasionalitas kita akan menjadi buta dikarenakan love is blind.

 

e).Orang Tua seharusnya lebih bisa memantau pergaulan anaknya, terkadang orangtua tidak peduli akan anaknya yang mau bergaul sama siapa atau pacaran dengan siapa. Jika orangtua lebih mengawasi pergaulan anaknya. Kekerasan dalam berpacaran akan bisa di minimalisir

 

f).Instansi Pengelola Fakultas seharusnya bisa meminimalisir kekerasan yang terjadi di kalangan mahasiswa, lembaga atau lembaga terkait diharapkan menambah jam perkuliahan dengan sosialisasi untuk mahasiswa terkait menghindari hubungan yang toxic.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Daftar Pustaka

 

https://repository.unair.ac.id/22805/4/4.%20Bab%20I%20Pendahuluan%20.pdfFAKTOR YANG MENDORONG PERILAKU BERPACARAN REMAJA

 

M, Rahmat Ensiklopedia Konflik Sosial

 

https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/yuk-kenali-bentuk-kekerasan-di-sekolah-beserta-solusinya#:~:text=Pertama%20adalah%20kekerasan%20fisik%2C%20kemudian,dan%20yang%20terakhir%20adalah%20eksploitasi.

 

https://www.alodokter.com/ini-dia-berbagai-manfaat-pacaran-untuk-kesehatan

 

https://komnasperempuan.go.id/catatan-tahunan

 

https://www.kompas.com/tag/mahasiswi-bunuh-diri-di-makam-ayah

Buku panduan proses hukum kekerasan dalam rumah tangga (kdrt)

https://sci.ui.ac.id/datadownload/Buku-SOP-Kekerasan-Seksual.pdf

Luhulima, S. 2000. Pemahaman Bentuk-bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan dan Alternatif Pemecahan. Jakarta: PT. Alumni

Sperry, L., & Sperry, J. (2016). Cognitive Behavior Therapy of DSM-5 Personality Disorders . London: Taylor & Francis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun