Bangunan bersejarah ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat transit, tetapi juga menjadi destinasi wisata tersendiri. Banyak wisatawan yang sengaja mengabadikan momen kedatangan mereka di depan papan nama ikonik stasiun ini.
Dari segi aksesibilitas, Stasiun Tugu unggul dalam kemudahan mencapai berbagai titik wisata popular. Dalam radius beberapa kilometer saja, pengunjung sudah bisa mengunjungi Malioboro, Keraton, atau Taman Sari.
Transportasi umum seperti becak, andong, atau bus trans Jogja tersedia melimpah, memberikan pilihan mobilitas yang beragam sesuai anggaran dan preferensi wisatawan.
Namun, kedatangan melalui Stasiun Tugu juga memiliki beberapa tantangan. Kepadatan pengunjung, terutama di musim liburan, bisa menjadi masalah.Â
Antrean taksi atau ojek online terkadang memanjang, sementara area penjemputan yang terbatas bisa menyulitkan mereka yang dijemput kerabat. Meski demikian, bagi banyak orang, kekurangan ini justru menjadi bagian dari "pengalaman otentik" berwisata ke Yogyakarta.
YIA Kulonprogo: Modernitas di Tepi Pantai
Di sisi lain, Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulonprogo hadir sebagai gerbang modern Yogyakarta. Diresmikan pada 2019, bandara ini menawarkan pengalaman kedatangan yang sangat berbeda. Arsitektur kontemporer yang didominasi kaca dan baja memberikan kesan futuristik, kontras dengan nuansa tradisional yang kental di Stasiun Tugu.
Fasilitas bandara yang lengkap dan modern menjamin kenyamanan penumpang. Dari area pengambilan bagasi yang luas hingga toilet yang bersih, YIA memberikan first impression yang mewah bagi para pengunjung. Bagi wisatawan asing atau pebisnis, hal ini bisa menjadi nilai plus tersendiri.
Salah satu keunikan YIA adalah lokasinya yang berdekatan dengan pantai. Pemandangan laut Jawa yang membentang luas bisa dinikmati dari beberapa sudut bandara, memberikan pengalaman visual yang menyegarkan bagi para penumpang yang baru saja menempuh perjalanan udara.
Namun, jarak YIA yang cukup jauh dari pusat kota Yogyakarta (sekitar 45 km) bisa menjadi kendala. Waktu tempuh ke pusat kota bisa mencapai 1-1,5 jam, tergantung kondisi lalu lintas. Meski tersedia shuttle bus dan kereta bandara, banyak wisatawan merasa perjalanan ini cukup melelahkan, terutama setelah penerbangan panjang.
Dari segi biaya, kedatangan melalui YIA umumnya lebih mahal dibandingkan dengan kereta api. Harga tiket pesawat, ditambah dengan ongkos transportasi ke pusat kota, bisa menjadi pertimbangan bagi wisatawan dengan anggaran terbatas. Namun, bagi mereka yang menghargai efisiensi waktu, terutama untuk perjalanan jarak jauh, pilihan ini tetap menarik.