Mohon tunggu...
Syahrial
Syahrial Mohon Tunggu... Guru - Guru Madya

Belajar dari menulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Pentingnya Literasi, Pelajaran dari Kesalahpahaman Membeli Martabak

7 Juli 2024   00:01 Diperbarui: 7 Juli 2024   13:40 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi proses menggoreng martabak telur ala kaki lima. (SHUTTERSTOCK/ Lili Aini via KOMPAS.com)

"Jadilah pembelajar seumur hidup dalam segala aspek kehidupan"

Martabak, makanan lezat yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Indonesia, memiliki daya tarik tersendiri bagi para penikmatnya.

Dengan dua varian utama - manis dan asin - martabak menawarkan pengalaman kuliner yang beragam untuk memanjakan lidah.

Namun, siapa sangka bahwa di balik kelezatan martabak, tersimpan sebuah pelajaran berharga tentang pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari?

Sebagai konsumen, kita sering kali mengabaikan pentingnya pemahaman terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam transaksi sederhana seperti membeli martabak.

Penjual martabak biasanya menyediakan dua varian utama: manis dan asin. Yang menarik, level tertinggi untuk martabak manis disebut "komplit", sedangkan pada martabak asin disebut "spesial".

Perbedaan istilah ini, meskipun tampak sepele, dapat menjadi sumber kebingungan dan kesalahpahaman bagi konsumen yang tidak aware.

Pengalaman pribadi saya menjadi bukti nyata betapa pentingnya memahami istilah-istilah ini.

Suatu hari, dengan keinginan kuat untuk menikmati martabak manis, saya pergi ke penjual martabak terdekat.

Namun, karena ketidaktahuan akan perbedaan istilah "komplit" dan "spesial", saya malah memesan martabak "spesial" kepada penjual.

Alhasil, keinginan hati untuk menyantap martabak manis yang lezat tidak tercapai. Yang saya dapatkan justru martabak asin yang meskipun enak, bukan yang saya inginkan saat itu.

Dokumen iptek.web.id
Dokumen iptek.web.id

Kejadian ini, meskipun sederhana, membuka mata saya akan pentingnya literasi dalam aspek-aspek kecil kehidupan sehari-hari.

Literasi, dalam konteks ini, bukan hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga pemahaman terhadap istilah-istilah dan konteks yang digunakan dalam interaksi sosial dan transaksi sehari-hari.

Pertama-tama, penting untuk diingat bahwa literasi merupakan fondasi penting dalam komunikasi efektif.

Dalam kasus martabak, pemahaman terhadap istilah "komplit" dan "spesial" dapat mencegah kesalahpahaman dan memastikan bahwa kita mendapatkan apa yang kita inginkan.

Ini berlaku tidak hanya dalam konteks kuliner, tetapi juga dalam berbagai aspek kehidupan lainnya, mulai dari berbelanja hingga mengurus administrasi.

Kedua, literasi membantu kita menjadi konsumen yang lebih cerdas dan kritis.

Dengan memahami istilah-istilah yang digunakan dalam suatu industri atau bidang tertentu, kita dapat membuat keputusan yang lebih informed dan menghindari potensi kekecewaan atau kerugian.

Dalam kasus martabak, pemahaman terhadap istilah-istilah tersebut memungkinkan kita untuk memesan dengan tepat dan mendapatkan pengalaman kuliner yang sesuai dengan harapan.

Ketiga, literasi juga berperan penting dalam membangun hubungan yang lebih baik antara penjual dan pembeli.

Ketika kedua belah pihak memiliki pemahaman yang sama terhadap istilah-istilah yang digunakan, komunikasi menjadi lebih lancar dan efektif. Ini pada gilirannya dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan membangun loyalitas terhadap penjual atau merek tertentu.

Namun, penting untuk dicatat bahwa tanggung jawab literasi tidak hanya terletak pada konsumen semata. Penjual dan produsen juga memiliki peran penting dalam memastikan bahwa istilah-istilah yang mereka gunakan dapat dipahami dengan mudah oleh konsumen.

Dalam konteks martabak, misalnya, penjual dapat memberikan penjelasan singkat tentang perbedaan antara "komplit" dan "spesial" kepada pelanggan baru atau memasang informasi tersebut di tempat yang mudah terlihat.

Lebih lanjut, pengalaman membeli martabak ini juga mengingatkan kita akan pentingnya sikap positif dalam menghadapi kesalahpahaman atau kekecewaan. 

Alih-alih menyalahkan penjual atas kesalahan pemesanan, saya memilih untuk menertawakan diri sendiri dan menjadikan kejadian tersebut sebagai pelajaran berharga.

Sikap ini tidak hanya membantu menjaga hubungan baik dengan penjual, tetapi juga membuka peluang untuk belajar dan berkembang dari pengalaman tersebut.

Dalam era informasi seperti saat ini, literasi menjadi semakin penting. Kemampuan untuk memahami, menginterpretasi, dan menggunakan informasi dengan tepat menjadi keterampilan yang sangat berharga.

Mulai dari membaca label produk, memahami kontrak, hingga menafsirkan berita dan informasi di media sosial, literasi memainkan peran kunci dalam membantu kita navigasi dunia yang semakin kompleks.

Pengalaman membeli martabak ini juga mengingatkan kita bahwa pembelajaran adalah proses seumur hidup.

Tidak peduli seberapa sederhana atau sepele suatu hal mungkin tampak, selalu ada ruang untuk belajar dan meningkatkan pemahaman kita.

Sikap terbuka terhadap pembelajaran ini tidak hanya membantu kita menghindari kesalahan serupa di masa depan, tetapi juga memperkaya pengalaman hidup kita secara keseluruhan.

Selain itu, kejadian ini juga menyoroti pentingnya komunikasi yang jelas dan efektif dalam setiap interaksi.

Sebagai konsumen, kita tidak perlu ragu untuk bertanya atau meminta klarifikasi jika ada istilah atau konsep yang tidak kita pahami.

Demikian pula, sebagai penyedia layanan atau produk, penting untuk selalu siap memberikan penjelasan dan memastikan bahwa pelanggan memahami apa yang mereka pesan atau beli.

Dalam konteks yang lebih luas, literasi juga berperan penting dalam pemberdayaan individu dan masyarakat.

Kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dengan efektif dapat membantu individu membuat keputusan yang lebih baik, baik dalam hal konsumsi, keuangan, kesehatan, maupun aspek-aspek lain kehidupan.

Pada tingkat masyarakat, literasi yang tinggi dapat mendorong partisipasi aktif dalam demokrasi, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan mendukung kohesi sosial.

Kesimpulannya, pengalaman sederhana membeli martabak ini menjadi pengingat yang kuat akan pentingnya literasi dalam kehidupan sehari-hari.

Meskipun mungkin tampak sepele, pemahaman terhadap istilah-istilah dan konteks dalam situasi sehari-hari dapat membuat perbedaan besar dalam pengalaman dan kepuasan kita.

Lebih dari sekadar kemampuan membaca dan menulis, literasi mencakup pemahaman, interpretasi, dan aplikasi informasi dalam berbagai konteks.

Sebagai individu, kita perlu terus mengembangkan kemampuan literasi kita, tidak hanya dalam bidang-bidang formal atau akademis, tetapi juga dalam aspek-aspek praktis kehidupan sehari-hari.

Sementara itu, sebagai masyarakat, kita perlu mendukung dan mempromosikan literasi sebagai keterampilan kunci untuk navigasi dunia modern yang kompleks.

Akhirnya, mari kita jadikan setiap pengalaman, sekecil apapun, sebagai kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Karena pada akhirnya, literasi bukan hanya tentang menghindari kesalahan dalam memesan martabak, tetapi tentang memberdayakan diri kita untuk membuat keputusan yang lebih baik dan menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun