Banyak yang masih beranggapan bidang ini kurang penting dibandingkan sains dan matematika. Pemahaman ini perlu diubah melalui sosialisasi dan advokasi yang masif.Â
Kedua, keterbatasan anggaran pendidikan. Kebanyakan negara masih mengalokasikan anggaran terbesar untuk bidang sains dan teknologi.Â
Pemerintah perlu diyakinkan untuk meningkatkan pendanaan pendidikan budaya dan seni. Dana ini akan sangat bermanfaat jangka panjang bagi pembangunan SDM unggulan.
Ketiga, kurangnya SDM pengajar. Guru seni yang berkompeten dan terlatih masih sangat langka di banyak negara berkembang. Peningkatan kualitas dan kuantitas guru seni diperlukan melalui pelatihan rutin dan sertifikasi profesi.Â
Keempat, minimnya fasilitas dan sarana prasarana. Sekolah di banyak daerah tidak memiliki fasilitas memadai seperti studio seni dan peralatan untuk mendukung pendidikan seni yang berkualitas. Investasi infrastruktur mutlak diperlukan.
Kelima, kurikulum yang belum memadai. Kurikulum pendidikan seni saat ini masih sangat minim dan perlu pengembangan lebih lanjut agar lebih komprehensif. Kerja sama dengan para pakar pendidikan sangat diperlukan.
Walaupun demikian, manfaat jangka panjang dari pendidikan budaya dan seni jauh lebih besar dibandingkan tantangannya. Kita perlu terus berupaya meyakinkan pemangku kepentingan agar lebih memprioritaskan bidang ini.Â
Dengan kerangka kerja global baru, semoga semua pihak dapat bersinergi mewujudkan pendidikan budaya dan seni yang lebih baik di seluruh dunia. Ini demi masa depan generasi penerus bangsa yang lebih cerdas, kreatif, dan berakhlak mulia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H