"Nasihat ibarat lampu penerang, tunjukkan jalan keluar dari kegelapan menuju terang."
Nasihat dari orang yang tulus dan menyayangi kita adalah anugerah yang tak ternilai harganya. Ketika seseorang rela meluangkan waktu untuk memberi nasehat kepada kita secara pribadi, itu menunjukkan betapa ia sangat peduli dan menginginkan yang terbaik bagi kita.Â
Sayangnya, terkadang kita cenderung menolak atau bahkan tersinggung menerima nasehat, terutama jika disampaikan dengan cara yang kurang bijak. Padahal, jika kita mau introspeksi diri, sebenarnya nasehat dari orang yang tulus itu adalah pemberian yang berharga dan layak kita terima dengan lapang dada.Â
Mengapa demikian? Pertama, nasehat dari orang yang benar-benar menyayangi kita sangat bermanfaat bagi pertumbuhan diri kita. Tidak ada manusia yang sempurna, kita semua pasti memiliki kekurangan dan keterbatasan.Â
Melalui nasehat dari orang lain, kita bisa menyadari sisi diri kita yang perlu diperbaiki dan menjadi pribadi yang lebih baik. Kedua, menerima nasehat dengan lapang dada menunjukkan kerendahan hati dan keterbukaan kita. Sebaliknya, penolakan terhadap nasehat malah mencerminkan kesombongan dan ketidakdewasaan.Â
Bagaimana seharusnya sikap kita ketika menerima nasehat agar menjadi pilihan terbaik?Â
Pertama, dengarkan dengan pikiran terbuka. Jangan buru-buru tersinggung atau merasa disalahkan. Cobalah memahami sudut pandang si penasihat dan maksud baik di balik nasehatnya. Ketika menerima nasihat dari orang lain, hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mendengarkan dengan pikiran terbuka.Â
Seringkali kita langsung merasa tersinggung atau disalahkan ketika mendapat nasihat, sehingga cenderung menutup diri dan menolak mentah-mentah apa yang disampaikan. Padahal, nasihat diberikan dengan maksud baik untuk membantu kita menjadi lebih baik. Cobalah memahami sudut pandang dan niat tulus si penasihat ketika memberi nasihat.Â
Dengan mendengarkan dan berpikiran terbuka, kita bisa memetik hikmah dari nasihat tersebut. Jangan terburu-buru menilai nasihat itu salah atau keliru sebelum benar-benar memahami inti dan maknanya.Â
Bersikap terbuka juga akan membuat hubungan kita semakin erat dengan si penasihat, karena dia merasa kita menghargai niat baiknya. Pada akhirnya, kita juga yang diuntungkan karena bisa mendapat wawasan baru untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik.
Kedua, terimalah dengan lapang dada dan ucapkan terima kasih. Ingatlah bahwa nasehat diberikan karena kepedulian, bukan untuk menjatuhkan kita. Ungkapan terima kasih akan membuat hubungan kita semakin erat dengan si penasihat.Â
Ketika menerima nasihat dari orang lain, sikap yang bijak adalah menerimanya dengan lapang dada dan mengucapkan terima kasih. Seringkali kita merasa tersinggung dan menganggap nasihat sebagai sindiran atau penjatuhan. Padahal, nasihat yang tulus diberikan karena kepedulian, bukan berniat buruk.Â
Dengan mengucap terima kasih, kita menunjukkan penghargaan atas niat baik si penasihat. Ungkapan terima kasih juga dapat mempererat hubungan dengan si penasihat.Â
Dia akan merasa dihargai dan semakin yakin bahwa nasihatnya berguna bagi kita. Sebaliknya, jika kita bersikap angkuh atau marah, si penasihat bisa tersinggung dan enggan memberi nasihat lagi di masa depan.Â
Oleh karena itu, terimalah nasihat dengan lapang dada dan ucapkanlah terima kasih. Dengan begitu, kita dapat terus menjalin hubungan baik dan menerima nasihat berharga dari orang-orang di sekitar kita.
Ketiga, pertimbangkan dan renungkan nasehat tersebut. Tidak semua nasehat harus kita ikuti, tetapi bukan berarti kita menolaknya mentah-mentah. Nilai dan pertimbangkan mana yang cocok dengan kondisi dan situasi kita.Â
Setelah mendengarkan nasihat dengan terbuka, langkah selanjutnya adalah merenungkan dan mempertimbangkannya dengan bijak. Kita tidak boleh langsung menerima atau menolak nasihat secara gegabah. Luangkan waktu untuk menilai dan memikirkan mana nasihat yang tepat untuk diterapkan dalam situasi kita saat ini.Â
Tidak semua nasihat harus selalu kita turuti. Bisa jadi ada nasihat yang belum sesuai dengan kondisi atau tahap perkembangan diri kita saat ini. Namun, bukan berarti kita serta merta menolaknya mentah-mentah.Â
Renungkan nasihat itu baik-baik, telaah makna dan manfaatnya. Siapa tahu suatu saat nanti kita butuh nasihat serupa ketika situasi kita telah berubah. Dengan merenungkan setiap nasihat, kita dapat belajar banyak hal baru. Nantinya kita dapat menerapkan nasihat yang tepat ketika kita sudah siap.
Keempat, terapkan nasehat yang memang sejalan dengan hati nurani kita. Jadikan nasehat tersebut sebagai motivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Setelah merenungkan berbagai nasihat yang kita terima, langkah selanjutnya adalah menerapkan nasihat yang sesuai dengan hati nurani dan prinsip hidup kita. Tidak semua nasihat harus diterapkan, pilihlah yang memang akan membawa kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.Â
Ketika kita menerapkan nasihat bijak, perlahan-lahan kita akan menjadi pribadi yang lebih baik. Misalnya, jika kita menerapkan nasihat untuk bersikap rendah hati, lambat laun sifat rendah hati itu akan mengakar dalam diri kita. Begitu juga jika kita mengamalkan nasihat untuk berpikir positif, kita akan terbiasa bersikap optimis.Â
Anggaplah nasihat sebagai motivasi, tiap hari kita menuju kesempurnaan. Dengan menerapkan nasihat bijak dalam kehidupan, kita dapat mengembangkan karakter dan memperbaiki diri menjadi manusia yang lebih berkualitas.
Terakhir, berikan umpan balik positif kepada si penasihat. Ceritakan bagaimana nasehatnya telah membantu kita memperbaiki diri. Umpan balik ini akan semakin mendekatkan hubungan kita dengan si penasihat. Dia akan semakin yakin bahwa nasehatnya bermanfaat dan tulus diterima.Â
Setelah menerapkan nasihat dalam kehidupan, langkah terakhir adalah memberikan umpan balik positif kepada si pemberi nasihat. Ceritakan kepada mereka bagaimana nasihatnya telah membantu kita memperbaiki diri dan mencapai hal-hal positif.Â
Dengan memberi umpan balik, ikatan kita dengan si penasihat akan semakin erat. Mereka akan tahu bahwa nasihatnya sungguh bermanfaat dan diterima dengan lapang dada. Si penasihat pun akan semakin bersemangat untuk terus memberi masukan yang berguna bagi kita.Â
Sebaliknya, jika kita tidak memberi umpan balik, si penasihat akan merasa usahanya sia-sia. Memberi umpan balik positif adalah kunci untuk terus menerima nasihat bijak dari orang-orang di sekitar kita yang peduli pada kita. Jalinlah hubungan baik dengan memberi umpan balik yang tulus.
Itulah lima langkah sederhana dalam menerima nasehat dengan bijaksana, sehingga menjadi pilihan terbaik bagi pertumbuhan diri kita. Mari kita hargai setiap nasehat tulus dari orang-orang yang menyayangi kita.Â
Jadikan nasehat tersebut sebagai inspirasi untuk menjadi lebih baik setiap harinya. Dengan begitu, hidup kita akan semakin bermakna dan hubungan kita dengan sesama semakin erat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H