Selain menjadi fasilitator, guru juga perlu berperan sebagai mediator yang membangun hubungan yang baik dengan siswa. Melalui dialog, guru dapat memahami kebutuhan, minat, dan tantangan yang dihadapi siswa secara individu. Guru yang mendengarkan dan berinteraksi dengan siswa menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, di mana setiap siswa merasa didengar dan dihargai.
Dalam konteks ini, guru tidak hanya mendiskusikan materi pelajaran, tetapi juga memberikan perhatian pada aspek emosional dan sosial siswa. Guru dapat memberikan dukungan dan bimbingan, mengatasi kesulitan belajar, dan membantu siswa mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.Â
Guru yang menjadi kawan dialog siswa menciptakan ruang yang aman bagi siswa untuk bereksperimen, berbagi ide, dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.
Repositioning Peran Sistem Pendidikan
Untuk mendukung peran guru sebagai fasilitator, mediator, dan kawan dialog, peran sistem pendidikan juga perlu direposisi. Sistem pendidikan harus menyediakan sumber daya, pelatihan, dan dukungan yang memungkinkan guru untuk mengembangkan keterampilan mereka dalam memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Pelatihan dan pengembangan profesional yang berkelanjutan bagi guru menjadi penting untuk memperbarui keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi perkembangan teknologi. Guru perlu dilengkapi dengan strategi pembelajaran yang inovatif, kemampuan memanfaatkan teknologi secara efektif, dan keterampilan berpikir kritis yang dapat mereka ajarkan kepada siswa.
Selain itu, pengembangan kurikulum yang mendukung pembelajaran berpusat pada siswa juga penting. Kurikulum harus mencakup pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas, pemecahan masalah kompleks, kolaborasi, dan komunikasi efektif. Dengan demikian, siswa akan dibekali dengan keterampilan yang tidak mudah digantikan oleh AI, dan guru dapat memainkan peran yang lebih efektif dalam mengembangkan potensi siswa.
Pentingnya Etika dan Kritis Terhadap Penggunaan AI dalam Pendidikan
Ketika menggunakan AI dalam pendidikan, perhatian terhadap etika dan kritis terhadap penggunaan teknologi ini juga sangat penting. Penggunaan AI dalam pembelajaran haruslah didasarkan pada prinsip-prinsip etis, menjaga privasi dan keamanan data siswa, serta mempertimbangkan implikasi sosial dan moral yang mungkin timbul.
Selain itu, penting untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan pada AI dan tetap memprioritaskan pengembangan keterampilan berpikir kritis siswa. Guru harus mengajarkan siswa bagaimana mengelola informasi yang diperoleh dari AI, menyaring informasi yang valid, dan mengembangkan kemampuan evaluasi yang kritis terhadap sumber informasi.
Kesimpulan