"Kemampuan untuk memecahkan masalah adalah keterampilan yang paling penting dalam hidup. Belajarlah untuk mengembangkan kemampuan itu."
Tulisan pertama dari lima tulisan seri "Pembelajaran Berbasis HOTS"
Pembelajaran berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. HOTS meliputi kemampuan analisis, evaluasi, dan sintesis, yang dapat membantu siswa memecahkan masalah yang kompleks dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan dunia yang terus berkembang dan kompleks.
Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam pembelajaran berbasis HOTS adalah penyajian masalah atau situasi yang kompleks yang memerlukan pemikiran tingkat tinggi untuk menyelesaikannya. Dalam artikel ini, akan dibahas tentang enam langkah kerja guru dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis HOTS berupa penyajian masalah atau situasi yang kompleks.
Langkah-Langkah Kerja Guru dalam Menerapkan Strategi Pembelajaran Berbasis HOTS.
1. Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Spesifik dan Terukur
Langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis HOTS adalah menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur. Tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur akan membantu guru dan siswa untuk mengetahui apa yang harus dicapai melalui penyajian masalah atau situasi yang kompleks.
Tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur juga dapat membantu guru untuk mengembangkan indikator keberhasilan pembelajaran yang jelas, sehingga dapat diukur apakah siswa telah mencapai tujuan pembelajaran atau belum. Indikator keberhasilan pembelajaran tersebut dapat berupa kriteria penilaian, tugas, atau aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa.
2. Menyiapkan Masalah atau Situasi yang Kompleks
Setelah menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik dan terukur, langkah selanjutnya adalah menyiapkan masalah atau situasi yang kompleks. Masalah atau situasi tersebut harus memerlukan pemikiran tingkat tinggi untuk menyelesaikannya, sehingga dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Masalah atau situasi yang kompleks harus diambil dari kehidupan nyata dan relevan dengan konteks pembelajaran. Hal ini akan memudahkan siswa untuk memahami masalah atau situasi tersebut dan mencari solusinya. Selain itu, masalah atau situasi yang kompleks harus menarik minat siswa untuk mencari solusinya.
3. Menyajikan Masalah atau Situasi dengan Cara yang Menarik
Langkah selanjutnya adalah menyajikan masalah atau situasi dengan cara yang menarik. Guru harus menyajikan masalah atau situasi dengan cara yang menarik agar siswa tertarik untuk mencari solusi. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi, media, atau cerita untuk menyajikan masalah atau situasi tersebut.
Salah satu contoh penyajian masalah atau situasi yang menarik adalah dengan menggunakan gambar atau video. Gambar atau video dapat membantu siswa memahami masalah atau situasi tersebut dengan lebih baik. Selain itu, gambar atau video dapat menarik minat siswa untuk mencari solusi dan memudahkan mereka untuk memvisualisasikan solusi yang mungkin.
Guru juga dapat menggunakan cerita atau skenario untuk menyajikan masalah atau situasi yang kompleks. Cerita atau skenario dapat membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir abstrak dan imajinatif, serta meningkatkan kreativitas dan daya ingat siswa.
4. Memfasilitasi Diskusi Kelompok
Setelah menyajikan masalah atau situasi yang kompleks, langkah selanjutnya adalah memfasilitasi diskusi kelompok. Diskusi kelompok dapat membantu siswa untuk saling berbagi ide dan pandangan, serta memperluas pemahaman mereka tentang masalah atau situasi yang kompleks.
Guru dapat memberikan pertanyaan terbuka untuk memulai diskusi kelompok. Pertanyaan terbuka dapat membantu siswa untuk berpikir kritis dan kreatif, serta memperdalam pemahaman mereka tentang masalah atau situasi yang kompleks.
Selain itu, guru juga dapat memberikan panduan diskusi untuk membantu siswa dalam mengorganisir ide dan pandangan mereka. Panduan diskusi dapat berupa daftar pertanyaan atau rubrik penilaian yang dapat membantu siswa untuk fokus pada tujuan pembelajaran dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
5. Mengembangkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Selama diskusi kelompok, guru dapat membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah kemampuan yang sangat penting dalam pembelajaran berbasis HOTS, karena dapat membantu siswa untuk memecahkan masalah yang kompleks dan menghasilkan ide-ide baru.
Guru dapat memberikan pertanyaan yang memerlukan pemikiran kritis dan kreatif, serta memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan berpikir mereka. Selain itu, guru juga dapat memberikan tugas yang mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, seperti membuat presentasi atau karya tulis tentang solusi yang dihasilkan selama diskusi kelompok.
6. Mengevaluasi dan Memberikan Umpan Balik
Setelah diskusi kelompok selesai, langkah terakhir adalah mengevaluasi dan memberikan umpan balik. Guru dapat menggunakan indikator keberhasilan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya untuk mengevaluasi pencapaian siswa dalam pembelajaran berbasis HOTS.
Selain itu, guru juga dapat memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka tentang masalah atau situasi yang kompleks, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H