ABSTRACT
Background:Â Sopi is traditional drink of Malucas province that often consumed in activities related to the customs event. Tradisional drink of sopi actually from fermented Arenga pinnata which has undergone distillation.
Objective: The effect of spermatozoa Sprague dawley rats exposed to traditional drink sopi.
Design and Method: Experimental research with the design of post test only control group design. Spraguey dawley rats consists of 18 head and divided into 4 groups consist of control group and treatment group. The first treatment was give sopi everydays as much 4 ml dose for 16 days, the second treatment were give sopi everydays as much 4 ml dose for 16 days followed by administratied distilled water for 17 days. Statistic test for sperm motility on Sprague dawley rats use the Kruskal-Wallis followed by Mann Whitney test, while total count of spermatozoa Sprague dawley rats use a test One Way Anova.
Result: average value of motility in the treated group sopi (21.67) lower than controls (46.67) and the treatment sopi+aquades (36.67). Result of Kruskal-Wallis (p=0.015) there were significant differences (p<0.05). While the average total count of spermatozoa in the treated group sopi (145.83) lower than control (187.50) and sopi+aquades (145.83). Result of One Way Anova test (p=0.281) there were no significant differences (p>0.05).
Conclusion: Administration tradisional drink sopi of spermatozoa Sprague dawley rats occur lower the motility and total count spermatozoa.
Keywords:, motility spermatozoa, count spermatozoa.
Â
PENDAHULUAN
Alkohol yang terkandung dalam minuman tradisional sopi adalah etanol (CH3CH2-OH) dari fermentasi nira aren yang telah mengalami destilasi.1 Secara umum tingkat keamanan konsumsi minuman alkohol belum ditentukan, namun peminum minuman alkohol dapat digolongkan kedalam 3 kelompok. Kelompok pertama adalah peminum ringan yaitu mereka yang menkonsumsi antara 0,28 sampai dengan 5,9 gram atau setara dengan minum 1 botol bir perhari atau kurang. Kelompok kedua adalah peminum menengah yaitu mereka yang mengkonsumsi antara 6,2 sampai 27,7 gram alkohol atau setara dengan 1 sampai dengan 4 botol bir perhari. Kelompok ketiga adalah peminum berat yaitu mereka yang mengkonsumsi lebih dari 28 gram alkohol atau lebih dari 4 botol bir perhari. Kandungan alkohol pada berbagai minuman keras berbeda-beda. Bir mengandung alkohol 3-5%, anggur 10-15%, new port, sherry berkadar alkohol 20% sedangkan wisky, gin, rum dan vodka berkadar alkohol 40-45%.
 Alkohol dapat mengganggu metabolisme tubuh terutama dalam hati. Alkohol dalam tubuh akan dimetabolisme menjadi asetaldehid dengan bantuan enzim alkohol dehidrogenase (ADH). Selain itu hasil metabolisme alkohol (asetaldehid) berperan dalam pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS). Asetaldehid dalam tubuh akan mengaktivasi enzim sitokrom P450s yang berperan dalam pembentukan spesies oksigen reaktif (ROS). Produksi ROS dan stres oksidatif dalam sel hati dapat mengakibatkan alkoholik. Meningkatnya senyawa ROS oleh radikel bebas pada jaringan yang memproduksi spermatozoa dapat menyebabkan kerusakan membran spermatozoa, serta mengubah kestabilan dan fungsi membran. Apabila ROS dalam jumlah yang banyak dapat mengakibatkan toksik terhadap kualitas dan fungsi spermatozoa.
Sistem reproduksi pria terdiri hipotalamus, hipofisis anterior dan testis. Alkohol dapat mengganggu fungsi dari masing-masing organ tersebut sehingga dapat menyebabkan infertilitas dan mengurangi karakteristik seksual sekunder. Pada testis alkohol dapat mempengaruhi sel leydig dan sel sertoli yang berperan dalam produksi testosteron dan pematangan sperma.6 Pengaruh alkohol pada sistem reproduksi pria dilaporkan oleh Gomathi dkk bahwa pada pecandu alkohol kronis terjadi penurunan yang nyata pada jumlah sperma, motilitas dan morfologi sperma.7 Infertilitas merupakan suatu keadaan dimana tidak terjadinya kehamilan pada istri setelah lebih dari satu tahun koitus dengan teratur tanpa menggunakan metode kontrasepsi. Penyebab utama infertilitas pada pria di beberapa negera berkembang yaitu karena faktor spermatogenesis.
 Infertilitas pada pria disebabkan oleh rendahnya motilitas sperma (asthenozoospermia), jumlah sperma (oligoszoopermia), kelainan morfologi sperma (teratozoospermia). Nigella sativa termasuk senyawa yang mempunyai efek antioksidan. Fungsi fisiologis dari antioksidan adalah mencegah kerusakan komponen seluler akibat radikal bebas. Sedangkan produksi radikal bebas terjadi secara terus menerus pada semua sel sebagai bagian dari fungsi sel yang normal. Jika terjadi produksi radikal bebas yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya stres oksidatif. Stres oksidatif berperan penting dalam patofisiologi berbagai penyakit.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian minuman tradisional sopi terhadap spermatozoa pada tikus jantan Sprague dawley.
Â
METODE DAN CARA KERJA
Penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratorium. Rancangan penelitian menggunakan rancangan Eksperimental Randomized post test only control group design yang menggunakan binatang percobaan sebagai obyek penelitian. Proses penelitian berlangsung selama 40 hari menggunakan tikus Sprague dawley yang berjumlah 18 ekor yang diperoleh dari Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT IV) dan pemeriksaan motilitas dan jumlah spermatozoa pada laboratorium Bagian Reproduksi dan Obstetri Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada.
Hewan percobaan diadaptasi kandang selama 1 minggu dan dibagi menjadi 3 kelompok yang terdiri dari:
1. Kelompok kontrol yang berjumlah 6 ekor tikus Sprague dawley yang diberi aquades.
2. Kelompok perlakuan sebanyak 6 ekor tikus Sprague dawley yang diberi minuman tradisional sopi 4 ml/hari selama 16 hari.
3. Kelompok perlakuan sebanyak 6 ekor tikus Sprague dawley yang diberi minuman tradisional sopi 4 ml/hari  selama 16 hari kemudian dilanjutkan dengan pemberian aquades selama 17 hari.
Minuman tradisional sopi diuji parameter alkohol dengan menggunakan metode gas Chromatography pada Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPPT-I) Universitas Gadjah Mada diperoleh kadar alkohol adalah 22.65 %. Hasil pemeriksaan dan penghitungan data penelitian dianalisis dengan menggunakan komputer program SPSS 16 for windows. Nilai kemaknaan pada penelitian ini adalah apabila variabel yang dianalisis memiliki nilai p<0.05.
Â
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada perlakuan tikus Sprague dawley yang diberi minuman tradisional sopi motilitas dan jumlah spermatozoa lebih rendah. Kemungkinan rendahnya motilitas dan jumlah spermatoza pada tikus Sprague dawley yang diberi minuman tradisional sopi diakibatkan karena senyawa asetaldehid dari minuman tradisional sopi dapat merangsang enzim sitokrom P450s yang dapat menyebabkan produksi ROS yang berlebihan.5,6 Produksi ROS yang berlebihan menyebabkan stres oksidatif yang akan berpengaruh terhadap enzim antioksidan yang terdiri dari komponen enzimatik dari sistem pertahanan tubuh seperti superoksida dismutase (SOD), katalase, glutation peroksidase (GPx) dan glutation-S-transferase (GST). Senyawa ROS yang paling berperan dalam stres oksidatif adalah superoksida (O2-), hidrogen peroksida (H2O2), peroksil (ROO-), hidroksil (OH-) dan derivat nitrogen oksida seperti (NO-), peroksinitat (ONOO-). Peningkatan ROS pada jaringan yang memproduksi spermatozoa dapat menyebabkan abnormal spermatozoa.
 DNA sperma yang utuh merupakan syarat penting untuk terjadinya fertilisasi. Kerusakan DNA sperma berkaitan erat dengan fungsi sperma serta infertilitas pada pria. Spermatozoa pada pria infertil telah terbukti memiliki sperma abnormal. Stres oksidatif dan apoptosis terlibat dalam mediasi kerusakan DNA.
Gambar 1. Peran ROS Pada Kerusakan DNA Sperma
ROS menstimulasi apoptosis dengan cara melibatkan serangkaian peristiwa yang terjadi baik di sitoplasma maupun didalam inti sel. Pada sitoplasma mengaktivasi caspase dan pada inti sel terjadi kondensasi kromatin, selubung inti pecah dan terjadi fragmentasi DNA untuk selanjutnya terjadi apoptosis yang di fagositosis oleh sel yang ada di sekeliling maupun oleh makrofag.14
Tabel 1. Hasil Analisis Motilitas Spermatozoa
Perlakuan
Rata-Rata ± Std. Deviasi
Kontrol46.67±17.512
Sopi21.67±9.832
Sopi+aquades36.67±8.165
 Nilai rata-rata motilitas spermatozoa pada kelompok perlakuan pemberian minuman tradisional sopi lebih rendah (21.67±9.832) dibandingkan dengan kelompok kontrol (46.67±17.512). Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian minuman tradisional sopi menyebabkan terjadinya penurunan motilitas spermatozoa pada tikus Sprague dawley. Sedangkan pemberian sopi+aquades (36.67±8.167). Pada kelompok tersebut menandakan bahwa ternyata terjadi perbaikan pada motilitas spermatozoa tikus Sprague dawley.
 Tabel 2. Hasil Analisis Jumlah Spermatozoa
Perlakuan
Rata-Rata ± Std. Deviasi
Kontrol 187.50±94.538
Sopi 145.83±142.668
Sopi+aquades 145.83±45.871
Â
Nilai rata-rata jumlah spermatozoa pada kelompok perlakuan pemberian minuman tradisional sopi (145.83±142.668) dan sopi+aquades (145.83±45.871) sama rendah dan kelompok kontrol (187.50±94.538). Pada kelompok perlakuan tersebut mengindikasikan bahwa dengan pemberian minuman tradisional sopi terjadi penurunan jumlah spermatozoa pada tikus Sprague dawley.
Tubuh mempunyai mekanisme sendiri yang dapat menetralisir bahaya radikal bebas dengan sistem antioksidan, namun apabila radikal bebas melebihi jumlah antioksidan dalam tubuh maka akan menimbulkan kerusakan sel-sel. Antioksidan berperan dengan cara mengkatalis radikal bebas oleh enzim SOD katalase dan peroksidase, mengikat pro-oksidan dan membersihkan ROS dalam metabolisme tubuh.
Â
SIMPULAN
Pemberian minuman tradisional sopi pada tikus Sprague dawley terbukti dapat menurunkan motilitas dan jumlah spermatozoa sedangkan pemberian aguades dapat memperbaiki motilitas dan jumlah spermatozoa pada tikus Spraque dawley.
Â
Â
DAFTAR PUSTAKA
1. Putuhena M, Tamaela L, Bacmid, Sahusilawane A, Louhanapessy J. Makanan dan Minuman Tradisional, Wujud, Variasi dan Fungsinya serta Cara Penyajiannya di Daerah Maluku. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta. 1986. 98-107.
2. Perda Maluku No 16. Pengawasan Pengendalian dan Peredaran Minuman Beralkohol. Ambon. Pemda Maluku. 2008.
3. Widianarko B. dan Pratiwi R. Alkohol Memang Tak Berguna. Teknologi, Produk, Nutrisi dan Keamanan Pangan. Seri Iptek Pangan. Volume 1. Semarang.Unika Soegijapranata. 2000. 1-3.
4. Defeng W, Arthur dan Cederbaum. Alcohol, Oxidative Stress, and Free Radical Demage. Alcohol Research & Health. 2003:27 (4) 277-284.
5. Albano E. Alcohol, Oxidative Stress, and Free Radical Demage. Nutrition Society. 2006:6 (5) 278-290.
6. Emanuele M dan Nicholas. Alcohol’s Effects on Male Reproduction. Alcohol Health & Research World. 1998:22 (3) 195-201.
7. Gomathi C, Balasubramanian K, Bhanu N, Srikanth V. Effect of Chronic Alcoholism on Semen – Studies on Lipid Prifile. Andrology. 1993:16 (3) 175-181
8. WHO. Laboratory Manual for the Examination and Processing of Human Semen. Fifth Edition. World Health Organization. 2010. 21-36.
9. Bashandy S. Effect of Fixed Oil of Nigella sativa on Male Fertility in Normal and Hyperlipidemic Rats. Pharmocology. 2007:3 (1) 27-33.
10. Toma C, Simu G, Hanganu D, Hammami C. Chemical Composition of The Tunisian Nigella sativa Note Profile on Essential Oil. Farmacia. 2010:58 (4) 458-464.
11. Nehal B dan Soliman G. Effect of Nigella sativa Supplementation in Diet on Metabolic Syndrome in Aged Rats. American science. 2011:7 (7) 577-583.
12. Aetken J, dan Roman S. Antioxidan Systems and Oxidative Stress in the Testes. Oxidative Medicine and Celluler Longevity. 2008:1 (1) 15-24.
13. Cocuzza M, Sikka S C, Athayde, Agarwa A. Clinical Relevance of Oxidative Stress and Sperm Chromatin Damage in Male Infertility. an Evidence based Analysis. Jenero. 2007:33 (5) 1-15.
14. Moustafa M, Sharma R, Thorthon J, masche M. Relationship between ROS Production, Apoptosis and DNA Denaturation in Spermatozoa From Patients Examined For Infertility. Human Reproduction. 2004:19 (1) 129-138.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H