Mohon tunggu...
Syahnan Phalipi
Syahnan Phalipi Mohon Tunggu... Konsultan - CEO at Java Lawyer International

Experienced Chief Executive Officer with a demonstrated history of working in the legal services industry. Skilled in Negotiation, Management, Mergers Acquisitions, Marketing Strategy, and Business Strategy. Strong business development professional with a Doctor of Philosophy (Ph.D.) focused in Economic, Management Law Faculty from University of Trisakti.

Selanjutnya

Tutup

Money

Isu Strategis Ekonomi Indonesia

7 Januari 2020   12:50 Diperbarui: 7 Januari 2020   12:54 679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Mimpikah Produk Domestik Bruto (PDB) kita 10 tahun kedepan (2030) sebesar Rp 30.0000 Triliunan?

Sebab faktanya tahun 2018 ABDN kita baru sekitar pada angka 2000 an T, pabila kita ingin menjadi ekonomi terbesar ke 4 di dunia pada tahun 2030 tidak ada jalan pintas kecuali kudu selalu harus bertumbuh diatas 7 % setiap tahun optimis kretaif lebih pruduktif bersaing dan efisein.

Badan Pusat Statistik (BPS)merilis Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2018 mencapai Rp 14.837,4 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan jika dibanding tahun 2017, yang hanya Rp 13.587,2 triliun.

Sedangkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita Indonesia pada 2018 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 56 juta setara US$ 3.927. Angka tersebut naik dari sebelumnya Rp 51,9 juta atau sekitar US$ 3.876,3.

Menurut data BPS, terdapat setidaknya lima lapangan usaha yang paling banyak memberi kontribusi dalam PDB, adapun lima lapangan usaha tersebut, kontribusi terbesar berasal dari industri pengolahan yang mencapai Rp 2.947,3 triliun.

"Sumber pertumbuhan ekonomi dari sisi lapangan usaha tidak jauh berbeda komposisinya dari tahun 2017. Industri pengolahan sumber pertumbuhan tertinggi yakni 0,91%. Jadi pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang memcapai 5,17% c-to-c [full year], penopang utamanya dari industri pengolahan," ujar Kepala BPS Suhariyanto, dalam konferensi pers Pertumbuhan Ekonomi 2018, Rabu (6/2/2019).

Selain industri pengolahan, terdapat empat lapangan usaha lainnya yang memberi kontribusi lebih dari seribu triliun terhadap PDB.

Kontribusi terbesar kedua berasal dari lapangan usaha perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor yang mencapai Rp 1.931,9 triliun.

Pertanian, kehutanan, dan perikanan, serta konstruksi juga memberikan kontribusi yang cukup besar, masing-masing mencapai Rp 1.900,4 triliun dan Rp 1.562,3 triliun. Terakhir yakni dari lapangan usaha pertambangan dan penggalian yang kontribusinya mencapai Rp 1.199 triliun.

Badan Pusat Statistik (BPS) juga merilis Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2018 mencapai Rp 14.837,4 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan jika dibanding tahun 2017, yang hanya Rp 13.587,2 triliun.

Tatkala kita merujuk pada data perekonomian yang disajikan oleh BPS tersebut ada optimisme dan peluang untuk Indonesia tahun 2030 akan menjadi Negara papan atas atau bisa saja naik posisi ke peringkat kedua terbesar sejagat yang selama ini di lingkukngan Negara-negara G 20 kita berada di posisi ke 17.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun