Mohon tunggu...
syahmardi yacob
syahmardi yacob Mohon Tunggu... Dosen - Guru Besar Manajemen Pemasaran Universitas Jambi

Prof. Dr. Syahmardi Yacob, Guru Besar Manajemen Pemasaran di Universitas Jambi, memiliki passion yang mendalam dalam dunia akademik dan penelitian, khususnya di bidang strategi pemasaran, pemasaran pariwisata, pemasaran ritel, politik pemasaran, serta pemasaran di sektor pendidikan tinggi. Selain itu, beliau juga seorang penulis aktif yang tertarik menyajikan wawasan pemasaran strategis melalui tulisan beberapa media online di grup jawa pos Kepribadian beliau yang penuh semangat dan dedikasi tercermin dalam hobinya yang beragam, seperti menulis, membaca, dan bermain tenis. Menulis menjadi sarana untuk menyampaikan ide-ide segar dan relevan di dunia pemasaran, baik dari perspektif teoritis maupun aplikatif. Gaya beliau yang fokus, informatif, dan tajam dalam menganalisis isu-isu pemasaran menjadikan tulisannya memiliki nilai tambah yang kuat, khususnya dalam memberikan pencerahan dan solusi praktis di ranah pemasaran Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Swasembada Pangan Vs Swasembada Energi: Kerja Keras Lima Tahun Permerintahan Prabowo

8 November 2024   16:43 Diperbarui: 8 November 2024   16:45 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemerintah perlu memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya alam mendukung swasembada pangan dan energi tanpa merusak keseimbangan ekosistem. Penetapan zonasi khusus untuk masing-masing sektor, seperti lahan pangan dan biofuel, sangat penting guna mencegah tumpang tindih pemanfaatan lahan yang bisa menimbulkan konflik kepentingan. Kebijakan perlindungan lahan pertanian produktif perlu diperkuat agar lahan yang memiliki potensi tinggi tetap dimanfaatkan untuk produksi pangan, sementara lahan marginal dapat dialokasikan untuk keperluan bioenergi.

Penerapan intensifikasi lahan, yaitu mengoptimalkan produksi di lahan yang sudah ada melalui penerapan teknik dan teknologi yang sesuai, dapat mengurangi kebutuhan ekspansi lahan yang berdampak pada lingkungan. Selain itu, pemerintah dapat mengembangkan program pengelolaan lahan berbasis komunitas, yang melibatkan petani lokal dan masyarakat dalam merencanakan dan mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Penguatan kebijakan ini dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan pangan dan energi, memastikan bahwa sektor pangan tetap stabil dan potensi lahan untuk energi tidak terganggu. Dengan manajemen sumber daya yang bijaksana, keberlanjutan lingkungan dan ketahanan ekonomi dapat dijaga secara beriringan.

Kesimpulan

Dalam lima tahun mendatang, pencapaian swasembada pangan dan energi merupakan agenda strategis yang harus diutamakan oleh pemerintahan Prabowo demi tercapainya kedaulatan ekonomi Indonesia. Ketergantungan yang tinggi pada impor pangan dan energi membuat Indonesia rentan terhadap fluktuasi harga global dan dampak geopolitik, yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas ekonomi dan sosial dalam negeri. Melalui kebijakan yang komprehensif dan implementasi yang efektif, pemerintah dapat mengurangi ketergantungan ini dan memperkuat perekonomian nasional dengan membangun ketahanan pangan dan energi secara mandiri.

Di tengah ketidakpastian global yang semakin besar, swasembada pangan dan energi bukan hanya kebutuhan mendesak, tetapi juga bentuk kemandirian yang memungkinkan Indonesia untuk tumbuh dan berkembang tanpa terlalu bergantung pada pihak luar. Dengan inovasi di sektor pertanian, peningkatan investasi di sektor energi terbarukan, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, Indonesia memiliki peluang untuk mencapai kemandirian di kedua sektor ini. Keberhasilan dalam mencapai swasembada pangan dan energi tidak hanya akan memperkuat ketahanan nasional, tetapi juga membangun fondasi bagi masa depan Indonesia yang berkelanjutan, mandiri, dan mampu bersaing di kancah global.

Pencapaian swasembada ini juga akan memberikan dampak positif pada kualitas hidup masyarakat Indonesia, dengan memastikan akses yang lebih stabil dan terjangkau terhadap sumber pangan dan energi. Di sisi lain, ketahanan yang lebih baik di bidang pangan dan energi akan mendorong perkembangan sektor-sektor industri lain, memperluas lapangan kerja, dan meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Pemerintah harus memandang agenda swasembada pangan dan energi sebagai bagian dari upaya jangka panjang yang tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi, tetapi juga pada keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial seluruh rakyat Indonesia.

Sumber Rujukan

Food and Agriculture Organization (FAO). (2021). The State of Food Security and Nutrition in the World 2021: Transforming Food Systems for Affordable Healthy Diets. Rome: FAO.

International Renewable Energy Agency (IRENA). (2020). Renewable Power Generation Costs in 2020. Abu Dhabi: IRENA.

Ministry of Agriculture of Indonesia. (2020). Roadmap Swasembada Pangan Berkelanjutan 2020--2045. Jakarta: Kementerian Pertanian.

Ostrom, E. (1990). Governing the Commons: The Evolution of Institutions for Collective Action. Cambridge: Cambridge University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun