Pengaruh Hubungan Toxic Relationship dalam Psikologi
Apakah kamu sedang berada di fase hubungan toxic relationship?
Setiap pasangan pastinya ingin memiliki hubungan yang sehat dan ideal. Namun, untuk memiliki hubungan tersebut diperlukannya kerjasama antara kedua belah pihak. Hubungan yang sehat dan ideal bukan berarti hubungan tanpa adanya masalah. Tidak sedikit juga dalam sebuah hubungan salah satu pihak merasa terancam atau tidak nyaman. Jika kamu merasakan hal tersebut, bisa saja kamu sedang berada di toxic relationship loh.
Apa itu Toxic relationship?
Toxic relationship merupakan istilah untuk hubungan yang tidak sehat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Toxic relationship ini dapat dikategorikan dalam banyak hal mulai kekerasan fisik, emosional, verbal, hingga seksual. Toxic relationship sendiri merupakan hal yang merugikan dan memberikan dampak buruk seperti konflik batin, kecemasan, trauma, hingga depresi.
Sedangkan menurut Dr. Lillian Glass, seorang ahli komunikasi dan psikologi yang dalam bukunya berjudul Toxic People (1995) mendefinisikan toxic relationship adalahhubungan yang tidak saling mendukung satu sama lain. Yang mana salah satu pihak berusaha memiliki kontrol yang besar terhadap pihak lain.
Lalu, bagaimana ciri toxic relationship?
Menurut Effendy (2019) ada beberapa ciri-ciri dari toxic relationship yaitu:
1. Rasa Cemburu yang berlebihan
Dalam suatu hubungan, cemburu merupakan hal yang wajar. Tetapi jika cemburu sudah sampai melukai secara fisik dan mental pasangan, itu hal yang tidak wajar. Jika pasangan kamu cemburu sampai melarang kamu berteman dengan lawan jenis, bahkan jika sampai tidak diperbolehkan bermain atau mengerjakan tugas sekalipun tidak ada lawan jenis, maka pasanganmu sudah termasuk pasangan toxic.
2. Ego yang Tinggi