Mohon tunggu...
Syahla Nur fitri
Syahla Nur fitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswi UIN JAKARTA JURUSAN JURNALISTIK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Akhlak Muslim

15 Oktober 2023   17:36 Diperbarui: 15 Oktober 2023   17:38 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Guru agama tidak hanya mengajarkan agama, tetapi juga mendidik agama dan pengamalan beragama yang terpadu kepada peserta didik sehingga dapat menjadi orang beragama, memahami agama dan taat beragama. Guru agama dituntut menjadi uswatun-hasanah bagi peserta didik, sesama pendidik, dan tenaga kependidikan dan pustakawan sekolah sekaligus menjadi role model dalam penghayatan dan pengamalan akhlak Islam dalam kehidupan pribadi dan sosial.

2. Kurikulum pendidikan agama. Kurikulum pendidikan agama merupa- kan perencanan tertulis tentang a) materi pendidikan agama; b) proses pendidikan agama; c) sikap, wawasan, dan pengamalan agama peserta didik; d) tujuan pendidikan agama; e) indikator keberhasilan pendidikan agama; dan f) strategi penyampaian dan evaluasi proses pendidikan agama. Kurikulum pendidikan agama yang berkualitas, jika dipercayakan kepada guru berkualitas, akan memiliki integritas dan mendidik dengan ikhlas sehingga menentukan keberhasilan pendidikan akhlak di sekolah.

3.Kurikulum tersirat.

 Kurikulum terbagi dua, kurikulum tersurat dan kuri- kulum tersirat. Kurikulum pendidikan akhlak tertulis hanya diberikan seminggu satu kali dalam bidang studi Pendidikan Agama, sedangkan kurikulum pendidikan akhlak tersirat berlangsung setiap waktu di kantin sekolah, masjid, perpustakaan, lapangan basket, mobil jemputan, bahkan di dalam ponsel peserta didik. Kurikulum tersirat (hidden curriculum) lebih mengalir, autentik, alamiah, mudah, praktis, dan bersifat informal sehingga lebih efektif dalam memengaruhi peserta didik dibandingkan dengan kurikulum tertulis. Supir jemputan yang setiap hari memperlihatkan gambar-gambar tidak senonoh kepada anak-anak usia sekolah dasar lebih efektif memengaruhi jiwa anak dibandingkan guru agama. Dengan demikian, pendidikan akhlak di sekolah akan berhasil jika pihak sekolah mampu memadukan pendidikan akhlak di dalam kelas dengan budaya lingkungan sekolah yang menopang pendidikan akhlak.

4.Pendidikan akhlak dalam resapan bidang-bidang studi.

Muatan pendidikan akhlak bersifat fleksibel. Tidak hanya tertuang dalam bidang studi Pendidikan Agama, tetapi juga meresap ke dalam pori-pori seluruh bidang studi. Dengan demikian, pihak sekolah harus berusaha mengintegrasikan pendidikan akhlak dengan semua bidang studi sehingga para guru pengampu bidang studi umum bisa menyisipkan nilai-nilai akhlak pada bidang studi masing-masing, baik berhubungan dengan akhlak kepada Allah, sesama manusia, maupun akhlak terhadap alam dan lingkungan hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun