Mohon tunggu...
Syahla Nur A
Syahla Nur A Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah membaca, menulis dan mendengarkan musik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cinta Segitiga dalam Cerpen "Penumpang Kelas Tiga"

21 Desember 2023   12:00 Diperbarui: 21 Desember 2023   12:19 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Atika, karya sastra lahir dari sebuah renungan seorang sastrawan atau pengarang yang ingin mengungkapkan pandangan dunianya. Pengarang berusaha mengungkapkan kehidupan yang dialami olek seseorang atau yang ia alami sendiri. Karya sastra bisa membuat para membaca merasa senang, sedih, terharu, dan terbawa perasaan. Potret kehidupan mengenai persoalan pribadi atau masyarakat disajikan dalam karya sastra. Salah satu karya sastra yang membicarakan persoalan kehiduoan ialah cerpen atau cerita pendek.

Menurut Kosasih, cerpen adalah karangan pendek berbentuk prosa. Cerpen adalah karya sastra populer. Karya sastra ini dikemas dengan ringkas dan pendek. Proses membaca cerpen tidak membutuhkan waktu yang lama. Dari hasil membaca cerpen, banyak hal yang bisa diresapi. Salah satunya adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Pembaca dapat belajar banyak melalui alur cerita yang ada di dalam cerpen.

Sebagai karya imajinatif, cerpen menyajikan berbagai permasalahan dalam kehidupan. Sebagian cerita dalam cerpen bersumber dari kehidupan manusia. Satu dari banyaknya tema yang diangkat dalam menulis karya sastra cerpen tentang kehidupan adalah tentang cinta. Cinta tak pernah habis untuk dibahas. Termasuk dalam karya sastra, cinta selalu menjadi inspirasi dalam karya-karya Sapardi Djoko Damono, Sutardji Calzoum Bachri, W.S Rendra, dan masih banyak lagi. Semenjak masa kerajaan sampai sekarang, cinta selalu menarik untuk dibahas.

Begitu pula dengan cerpen AA. Navis yang banyak mengangkat tema percintaan dalam karyanya. Ali Akbar Navis lahir di Kampung Jawa, Padang, Sumatra Barat pada 17 November 1924. AA. Navis adalah seorang sastrawan terkemuka di Indonesia. Beliau dijuluki sebagai Sang Pencemooh karena tulisannya yang mengandung kritik apa adanya. Beliau sudah mulai menulis sejak tahun 1950. Namun karyanya baru mendapat perhatian setelah lima tahun beliau mulai menulis. Navis banyak menulis karya sastra, diantaranya adalah cerpen dengan judul Anak Kebanggan, Penolong, Perempuan itu Bernama Lara, Robohnya Surau Kami, Bianglala, Jodoh, Bertanya Kerbau Pada Pedati, Hudjan Panas, dan masih banyak lagi. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah kumpulan cerpen yang berjudul Robohnya Surau Kami yang dicetak pada tahun 1955. Robohnya Surau Kami juga terpilih menjadi salah satu cerpen terbaik majalah sastra kisah.

Sastrawan kelahiran Padang Panjang pada tahun 1924 ini, dalam karyanya berjudul Penumpang Kelas Tiga yang mengangkat isu cinta segitiga. Karya ini pertama kali terbit pada tahun 2001 di Jakarta. Hal yang menarik dari cerpen ini adalah isu cinta segitiga yang diceritakan oleh tokoh lain. Kisah ini diceritakan dari sudut pandang si Dali yang merupakan teman lama Nuan. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

"Dalam pada itu pikiran Si Dali Berjalan ke masa lalu yang sudah lama sekali."

"Nuan punya saudara kembar, Nain namanya. Untuk menandai perbedaannya, yang satu tidak segempal yang lain. Kemana-mana selalu bersama."

Selain menceritakan isu cinta segitiga, cerpen Penumpang Kelas Tiga ini kisahnya dilatar belakangi oleh peristiwa Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan masa Orde Baru. Hal ini terlihat dalam kutipan berikut.

"Ketika kemelut militer berjangkit dalam bentuk peristiwa PRRI, sekali lagi kesatuan Naim ditugaskan menumpasnya."

Cerpen Penumpang Kelas Tiga ini beralur maju mundur. Pada awalnya diceritakan si Dali bertemu dengan sahabat lamanya, Nuan di kapal kerinci. Setelah bertemu Nuan, si Dali menjadi teringat kisah yang dialami Nuan di masa lalu. Si Dali pun menceritakan kisah temannya ini. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.

"Si Dali bertemu teman lamanya di kapal kerinci yang berlayar dari padang ke Jakarta, sebagai penumpang kelas tiga."

"Dalam pada itu pikiran si Dali berjalan ke masa lalu yang sudah lama sekali."

Isu cinta segitiga dalam cerpen karya AA. Navis ini bisa diketahui dari alur cerita yang menceritakan dua saudara kembar bernama Nuan dan Nain. Mereka banyak memiliki selera yang sama, termasuk perempuan. Keduanya sama-sama menyukai seorang wanita bernama Wati. Keduanya bersaing untuk mendapatkan hati Wati, gadis di sebelah rumahnya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

"Kata orang, itu baru ketahuan kemudian, yaitu ketika terjadi persaingan untuk mendapatkan hati seorang gadis"

Disinilah awal mula konflik yang terjadi antara dua saudara kembar tersebut. Keduanya sama-sama berusaha merebut hati Wati. Pada masa itu, yang menjadi idola para gadis adalah prajurit yang di pinggangnya tergantung pedang samurai dan kakinya dibalut kaplars. Karena pangkat keduanya yang masi rendah, mereka tidak dapat mengenakan kedua pangkat bergengsi itu. lalu tibalah dimana komandan pasukan Hizbullah, mengajak Nuan bergabung dengan pangkat letnan dua. Nuan pun bersedia karena pangkatnya lebih tinggi dari pangkat sebelumnya. Karena saudara kembarnya memiliki pangkat yang lebih tinggi dari Nain, ia pun segera bergabung dengan Tentara Merah Indonesia agar dapat pangkat yang sama seperti Nuan. Nain tidak peduli jika berbeda pasukan dengan Nuan karena yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya mendapatkan perhatian Wati. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

"Apalah arti perbedaan pasukan. Yang penting sama jadi letnan, sama punya pedang samurai dan pakai kaplars."

Setelah lama bergabung dengan pasukan yang berbeda, konflik antara keduanya semakin bertambah. Keduanya bersaing untuk merebut hati Wati dan memamerkan pangkatnya di depan Wati. Karena bergabung dengan pasukan yang berbeda, Nuan dan Nain pun pernah berdebat di depan Wati. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.

"Mereka pernah berdebat di depan Wati untuk membenarkan tujuan perjuangan masing masing."

Pemerintah melakukan kebijaksanaan rasionalisasi dengan menggabungkan seluruh kesatuan pejuang ke dalam TNI. Karena kebijaksanaan pemerintah itu, pangkat semua perwira di luar TNI diturunkan dua tingkat. Nuan mendapat tugas baru sebagai staf pada bagian logistik, sedangkan Nain dalam kesatuan tempur di font. Meski begitu, keduanya tetap membanggakan tugasnya masing-masing. Akhirnya Nuanlah yang berhasil mendapatkan Wati. Ayah Wati lebih memilih Nuan untuk menjadi suami anaknya. Ayah Wati berkata, "Perwira bagian logistik akan lebih menjamin kebutuhan rumah tanggamu. Sedangkan perwira di font lebih memungkinkan kau cepat jadi janda."

Nain sangat kecewa kepada Wati, namun Wati tidak bisa menolak keputusan ayahnya. Seperti terlihat dalam kutipan berikut.

"Padahal engkau membalas ciumanku. Tapi Nuan yang kau jadikan suami."

"Apa dayaku, kalau ayah mau Nuan?" jawab Wati dengan nada memelas. 

Dari kutipan di atas, tokoh Wati digambarkan sebagai seseorang yang pasrah. Sikap Wati yang tidak menolak keputusan ayahnya, mencerminkan sebagai perempuan yang pasrah.

Kisah dalam cerita ini menggambarkan ketidakharmonisan hubungan saudara kembar ini. Keidakharmonisan ini terjadi karena persaingan untuk merebut hati seorang wanita bernama Wati. Namun, tidak seluruhnya dalam cerita ini menggambarkan ketidakharmonisan antara saudara kembar ini. Dalam hati mereka masih terselip kasih sayang antara keduanya. Hal ini tampak dalam kutipan berikut.

"Dia bertatapan dengan Nain yang sudah kapten yang menang perang, dihadapan Wati. Sebentar, ya sebentar saja mereka sama terpukau saling memandang, lalu mereka berangkulan sebagai dua orang saudara."

Konflik cinta segitiga antara ketiganya tidak berakhir sampai disitu saja. Setelah menikah dan mempunyai anak, Wati dan Nian berselingkuh dibelakang Nuan. Sebenarnya Nuan sudah curiga ada main diantara Nian dan Wati. Hati Nuan terluka dan ia marah sekali hingga menimbulkan dendam yang tidak terhapuskan. Nuan sangat marah tetapi tidak bisa berbuat apa-apa karena ia adalah seorang prajurit yang kalah perang. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.

"Khianat. Semua khianat," teriak Nuan berulang-ulang.

Cerita ini ditutup dengan percakapan antara Si Dali dan Nuan yang merupakan tokoh utama. Meskipun waktu sudah berlalu, tetapi tidak bisa menghapus kenangan yang ada di masa lalu. Hal ini tampak pada kutipan tersebut.

"Sudah lama sekali ya, kita tidak bertemu?" Kata seseorang setelah sama menopang dagu ke pagar geladak kapal sambal memandang gelombang laut lepas.

"Ya, sudah laama sekali."

"Tiba-tiba saja kita telah menjadi tua."

"Meski begitu, kita tidak sepenuhnya lupa."

"Memang."

Cerpen Penumpang Kelas Tiga merupakan salah satu cerpen yang dibukukan dalam buku kumpulan cerpen AA. Navis dengan judul Robohnya Surau Kami. Hal yang menjadi daya Tarik dari cerpen ini adalah dalam menyuguhkan isu cinta segitiganya diceritakan oleh tokoh lain. Karena diceritakan oleh tokoh lain, kisah cinta segitiga tersebut belum tentu benar adanya. Selain itu, hal yang menarik dari cerpen dengan isu cinta segitiga ini dilatar belakangi oleh berbagai peristiwa seperti PRRI, pemberontakan PKI, dan masa Orde Baru.

Cerpen Penumpang Kelas Tiga yang ditulis oleh AA. Navis ini menceritakan tentang cinta segitiga yang terjadi antara saudara kembar. Karena cinta segitiga tersebut, keduanya bersaing dan menjadi tidak harmonis. Nilai-nilai yang dapat diambil dari cerpen Penumpang Kelas Tiga ini sangat banyak. Salah satunya adalah tetap menjaga keharmonisan antara adik kakak atau saudara kembar karena mau bagaimanapun juga mereka tetaplah saudara dan dilahirkan dari Rahim yang sama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun