"Dalam pada itu pikiran si Dali berjalan ke masa lalu yang sudah lama sekali."
Isu cinta segitiga dalam cerpen karya AA. Navis ini bisa diketahui dari alur cerita yang menceritakan dua saudara kembar bernama Nuan dan Nain. Mereka banyak memiliki selera yang sama, termasuk perempuan. Keduanya sama-sama menyukai seorang wanita bernama Wati. Keduanya bersaing untuk mendapatkan hati Wati, gadis di sebelah rumahnya. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.
"Kata orang, itu baru ketahuan kemudian, yaitu ketika terjadi persaingan untuk mendapatkan hati seorang gadis"
Disinilah awal mula konflik yang terjadi antara dua saudara kembar tersebut. Keduanya sama-sama berusaha merebut hati Wati. Pada masa itu, yang menjadi idola para gadis adalah prajurit yang di pinggangnya tergantung pedang samurai dan kakinya dibalut kaplars. Karena pangkat keduanya yang masi rendah, mereka tidak dapat mengenakan kedua pangkat bergengsi itu. lalu tibalah dimana komandan pasukan Hizbullah, mengajak Nuan bergabung dengan pangkat letnan dua. Nuan pun bersedia karena pangkatnya lebih tinggi dari pangkat sebelumnya. Karena saudara kembarnya memiliki pangkat yang lebih tinggi dari Nain, ia pun segera bergabung dengan Tentara Merah Indonesia agar dapat pangkat yang sama seperti Nuan. Nain tidak peduli jika berbeda pasukan dengan Nuan karena yang ia pikirkan adalah bagaimana caranya mendapatkan perhatian Wati. Hal tersebut tampak pada kutipan berikut.
"Apalah arti perbedaan pasukan. Yang penting sama jadi letnan, sama punya pedang samurai dan pakai kaplars."
Setelah lama bergabung dengan pasukan yang berbeda, konflik antara keduanya semakin bertambah. Keduanya bersaing untuk merebut hati Wati dan memamerkan pangkatnya di depan Wati. Karena bergabung dengan pasukan yang berbeda, Nuan dan Nain pun pernah berdebat di depan Wati. Hal tersebut dapat dilihat dari kutipan berikut.
"Mereka pernah berdebat di depan Wati untuk membenarkan tujuan perjuangan masing masing."
Pemerintah melakukan kebijaksanaan rasionalisasi dengan menggabungkan seluruh kesatuan pejuang ke dalam TNI. Karena kebijaksanaan pemerintah itu, pangkat semua perwira di luar TNI diturunkan dua tingkat. Nuan mendapat tugas baru sebagai staf pada bagian logistik, sedangkan Nain dalam kesatuan tempur di font. Meski begitu, keduanya tetap membanggakan tugasnya masing-masing. Akhirnya Nuanlah yang berhasil mendapatkan Wati. Ayah Wati lebih memilih Nuan untuk menjadi suami anaknya. Ayah Wati berkata, "Perwira bagian logistik akan lebih menjamin kebutuhan rumah tanggamu. Sedangkan perwira di font lebih memungkinkan kau cepat jadi janda."
Nain sangat kecewa kepada Wati, namun Wati tidak bisa menolak keputusan ayahnya. Seperti terlihat dalam kutipan berikut.
"Padahal engkau membalas ciumanku. Tapi Nuan yang kau jadikan suami."
"Apa dayaku, kalau ayah mau Nuan?" jawab Wati dengan nada memelas.Â