Mohon tunggu...
Syahirul Alim
Syahirul Alim Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas, Penceramah, dan Akademisi

Penulis lepas, Pemerhati Masalah Sosial-Politik-Agama, Tinggal di Tangerang Selatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kita, Gejolak Sosial, dan Mengatasnamakan Keadilan

25 Oktober 2018   10:45 Diperbarui: 26 Oktober 2018   10:10 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Padahal, simbol bukanlah hal substansial yang perlu diperebutkan apalagi dipermasalahkan, sebab yang substantif itu bagaimana kita menyadari betapa nilai-nilai keadilan yang sangat fundamental justru tercerabut dari akarnya dan kita "dipaksa" menanggalkannya. 

Kita "dipaksa" untuk terus menjauh dari nilai-nilai keadilan yang substantif-fundamental, lalu digiring untuk lebih dekat dan kagum kepada hal-hal yang simbolik-atributif.

Bukan atas nama keadilan, jika masih banyak diantara kita memperebutkan hal-hal simbolik, lalu bangga atas ketidakadilan yang diciptakan sendiri. Cara pandang moderat yang linier dengan kearifan lokal, tradisi, budaya, bahkan agama semakin kehilangan entitasnya tergantikan oleh daya dobrak pragmatisme pribadi atau kepentingan kelompok. 

Tanpa sadar kita sendiri yang menjauh dari nilai-nilai keadilan, padahal kita sendiri mengaku Pancasilais, bahkan Agamis! Kita seakan didorong dengan kekuatan penuh dan angkuh, tak ada keadilan bagi mereka yang telah berbuat tidak adil terhadap kelompok kami! 

Keadilan itu sudah mati, terkubur, dan tak mungkin hidup lagi, kecuali oleh hati yang masih punya "rasa" dan peka dimana keadilan itu penting sebagai suatu cara pandang atau bersikap yang lebih banyak diterima semua orang. Berbuat adillah, karena sunggung adil itu lebih dekat kepada takwa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun