Cara pandang kemoderatan Islam, tentu saja tidak melakukan "lompatan" terlampau jauh dari konteks otentisitas ajaran Islam, tetapi lebih banyak "menyesuaikan" seraya merekonstruksi ulang pemikiran-pemikiran masa lalu, sehingga seperti tetap "hidup" di masa kini dan tetap "cocok" di masa mendatang. Hal ini jelas tergambar dari bentuk nyata Islam moderat yang diajarkan di kampus Al-Azhar, Mesir, mampu menyemai beragam pemikiran lintas-mazhab, tanpa menjadikannya sebuah "pertentangan" sedikit pun.Â
Mesir jelas belajar juga dari konsep Islam moderat yang telah lama tumbuh subur di Indonesia yang kemudian diadopsi menjadi "kultur" dalam lingkungan Al-Azhar Asy-Syarif. Dengan demikian, Islam moderat sesungguhnya telah hidup di Indonesia, kuat mengakar dalam aspek berbudaya, sehingga tak perlu lagi semestinya "klaim" atas prospek moderatisme Islam yang "menggantung" dalam prospek pembangunan kampus UIII.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H