Arab sebagai media pertemuan besar masyarakat Muslim melalui Haji, seharusnya dapat memberikan respon terhadap kemajuan peradaban dan budaya Muslim saat ini. Namun kenyataanya, keringnya makna historis dalam Haji yang saat ini terbentuk, justru membuat sekat-sekat dunia Muslim bertambah banyak. Peradaban Muslim tetap terpuruk, jatuh dalam serangkaian perang saudara, terorisme, radikalisme dan perebutan kekuasaan. Haji yang semestinya membentuk transformasi dari sekedar ritual menuju spiritual dengan meningkatkan kesadaran keberagamaan, kesalehan, persatuan dan kesatuan justru hanya mampu melahirkan sentimen-sentimen kelompok keagamaan, perebutan kekuasaan politik dan tak jarang hanya menjadi sekedar ajang bisnis yang mengeruk banyak keuntungan duniawi.
Kita tentu terhenyak, ketika Ramadhan yang baru saja kita lewati, serangkaian ulah teroris yang tidak bertanggungjawab justru silih berganti menghantam negara-negara Muslim. Leledakan bom justru  terjadi di Madinah, Jeddah, Istanbul, Baghdad, Bangladesh dan entah di negeri Muslim manalagi. Sebagian bumi Muslim seakan tidak aman, karena ulah segelintir mereka yang mengaku Muslim tetapi putus asa, atau tidak suka dengan ulama, penguasa Muslim atau pihak Barat yang memang mengendalikan kekuasaan di hampir seluruh bumi yang didiami mayoritas Muslim ini.
Sebagai seorang Muslim yang beriman semestinya kita menyadari bahwa setiap pemaknaan spiritualitas keberislaman dan keimanan  yang sedang kita jalani merupakan harapan menjadi Muslim yang rahmatan lil ‘alamin sebagaimana dahulu Nabi Muhammad inginkan. Maka, melalui Haji dengan menghayati nilai-nilai spiritual dalam setiap ritusnya hendaknya akan meningkatkan aspek keberagamaan yang lebih bernuansa humanis. Sebagaimana makna historis dalam Haji yang dapat menguatkan fondasi budaya, politik dan ekonomi masyarakat Muslim melalui pertemuan besar di Mekkah dan Madinah yang dahulu telah dilakukan sejak masa Nabi Ibrahim hingga Nabi Muhammad, seharusnya menyiratkan sebuah masyarakat Muslim yang berperadaban, berkemanusiaan dan berkeadilan.
Wallahu a’lam bisshawab     Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI