Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kipas Angin, Lampu Tua dan Partisi Berpesan

20 Januari 2025   20:35 Diperbarui: 20 Januari 2025   19:03 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lampu model TL lama. (Foto: Dokumen pribadi)

Tapi tunggu, mungkin ada alasan sentimental. Lampu TL ini mungkin dipasang saat perpustakaan pertama kali dibuka. Bayangkan cerita yang disimpannya—menerangi tumpukan buku, menemani mahasiswa yang mencari pencerahan di malam-malam penuh deadline. Mungkin lampu TL ini adalah simbol dedikasi, seperti "Aku tidak akan padam sampai buku terakhir selesai dibaca."

Namun, jujur saja, saya juga berpikir lampu TL ini semacam "pengingat" kalau kita sudah ada di abad ke-21. Sebuah lampu LED bisa membuat ruangan lebih terang, lebih sejuk, dan tentunya lebih ramah lingkungan. Tapi siapa yang tidak menyukai sedikit nostalgia dari cahaya putih lembut?

Partisi berpesan. (Foto: Dokumen pribadi)
Partisi berpesan. (Foto: Dokumen pribadi)

Partisi Berpesan

Dan akhirnya, mata saya tertuju pada partisi di salah satu sudut ruangan. Di sana ada tulisan besar: "Harap Tenang! Quiet Please!" Saya tertawa kecil membaca pesan itu. Bukannya apa-apa, di zaman ini, siapa lagi yang membaca tulisan seperti itu? Sebagian besar orang sudah sibuk dengan gadget, dan mungkin pesan ini hanya "hiasan" untuk dekorasi ruangan.

Namun, saya mulai merenungkan esensi pesan itu. "Harap Tenang" mungkin bukan hanya permintaan, tapi sebuah filosofi hidup. Di tengah kebisingan dunia, pesan ini mengingatkan kita untuk berhenti sejenak, menarik napas, dan menikmati keheningan. Sebuah pelajaran berharga dari partisi sederhana, bukan?

Lucunya, ada satu bagian dari ruangan ini yang penuh dengan mahasiswa yang asyik berdiskusi. Jadi, tulisan "Harap Tenang" itu seperti seorang guru tua yang mencoba mengingatkan murid-murid nakal, tetapi hanya diabaikan. Ironis, tapi juga cukup menghibur.

Pesan
Pesan "Harap Tenang". (Foto: Dokumen pribadi)

Refleksi dan Humor Kecil

Ketiga elemen ini—kipas angin tua, lampu TL jadul, dan partisi berpesan—sebenarnya adalah simbol dari keseimbangan antara modernitas dan tradisi. Di satu sisi, teknologi baru menawarkan kemudahan dan efisiensi. Di sisi lain, benda-benda lama ini membawa cerita, kenangan, dan sentuhan manusiawi yang sulit digantikan.

Mungkin inilah pelajaran dari perpustakaan sederhana ini: modernisasi penting, tetapi jangan lupa menghargai yang lama. Seperti lampu tua yang tetap menerangi, kipas angin yang setia berputar, dan partisi yang mencoba mendisiplinkan kita dengan lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun