Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Fatamorgana Pendidikan

9 September 2024   20:00 Diperbarui: 9 September 2024   20:06 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kuliah daring. (Freepik.com)

Tapi, bagaimana kita bisa melakukannya dalam ruang virtual yang tanpa rasa, tanpa kehadiran nyata?

Di sinilah letak dilemanya: Apakah teknologi benar-benar memajukan pendidikan atau justru memisahkan kita dari esensi mendidik itu sendiri? 

Apakah murid-murid kita masih memandang kita sebagai guru, atau hanya sebatas instruktur di balik layar? 

Dan lebih penting lagi, apakah kita sebagai pendidik masih mampu melihat manusia di balik layar yang kita pandangi setiap hari, ataukah kita hanya melihat deretan nama-nama tanpa wajah?

Dilema ini mungkin tak terjawab dalam satu kali renungan, tetapi yang jelas, sebagai pendidik, kita tidak bisa mengabaikan bahwa esensi dari mengajar adalah kehadiran, baik secara fisik maupun emosional. 

Sentuhan manusiawi adalah inti dari pendidikan, dan meskipun teknologi dapat mempermudah banyak hal, itu tidak dapat menggantikan ikatan emosional yang terbentuk di dalam ruang kelas yang nyata.

Referensi

https://www.artmajeur.com/armanohanyan1992/en/artworks/17705314/from-psychiatric-hospital-series

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun