Dalam masyarakat modern, konsep keluarga telah mengalami banyak perubahan dan adaptasi.Â
Struktur keluarga yang beragam---mulai dari keluarga inti, keluarga dengan orang tua tunggal, hingga keluarga dengan ayah atau ibu tiri---menjadi semakin umum.Â
Keberagaman ini membawa dinamika baru dalam hubungan keluarga, khususnya dalam hal peran dan pengaruh orang tua tiri terhadap anak-anak.
Salah satu aspek penting dalam dinamika keluarga baru adalah cara orang tua tiri membangun hubungan dengan anak tirinya. Komunikasi adalah kunci utama dalam mengembangkan hubungan yang sehat dan positif.Â
Dalam konteks ini, penggunaan humor bisa menjadi salah satu strategi komunikasi yang efektif.Â
Sebuah kartun yang menampilkan ibu yang sedang membacakan cerita pengantar tidur dengan menyisipkan humor tentang situasi keluarga mereka mencerminkan usaha untuk membuka dialog tentang realitas keluarga mereka dalam format yang lebih ringan dan dapat diakses oleh anak.
Namun, humor juga bisa menjadi pedang bermata dua.Â
Pada satu sisi, ia membantu meredakan ketegangan dan memperkenalkan topik yang mungkin sensitif atau sulit dengan cara yang lebih lembut.Â
Di sisi lain, jika tidak digunakan dengan hati-hati, humor dapat menjadi sarana untuk menyampaikan ketidakpuasan atau kritik yang bisa berdampak negatif pada anak yang mendengarnya.
Anak-anak sangat "perceptive" terhadap nuansa komunikasi antara orang tua mereka, dan perasaan tidak bahagia atau konflik yang tersirat bisa menimbulkan kebingungan atau kecemasan.