Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

Mengapa Orang Malas adalah Target Terbaik untuk Bisnis Anda?

21 Juli 2024   17:35 Diperbarui: 24 Juli 2024   11:12 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencuci mobil sendiri. (Sumber: Freepik.com)

Dalam sektor pendidikan, evolusi teknologi pendidikan telah mengubah cara kita belajar. 

Platform belajar online, yang kini menjadi mainstream, adalah respons terhadap kebutuhan belajar yang lebih fleksibel dan aksesibel, menjawab keinginan orang-orang yang mungkin terlalu 'malas' untuk mengikuti pendidikan formal di kelas atau universitas. 

Namun, sejauh ini, teknologi telah memungkinkan personalisasi pembelajaran dan memberikan akses ke sumber ilmu pengetahuan yang sebelumnya terbatas hanya pada institusi tertentu, membuka peluang belajar bagi lebih banyak orang, tidak peduli di mana mereka berada.

Menurut Guy Kawasaki, mantan evangelist Apple dan salah satu pakar teknologi dan bisnis terkemuka, "Enchanting your customers is about building relationships." Artinya: "Memikat pelanggan Anda adalah tentang membangun hubungan."

Dalam konteks memanfaatkan kemalasan, memikat pelanggan berarti tidak hanya memenuhi kebutuhan mereka untuk kenyamanan tetapi juga membangun hubungan yang membuat mereka merasa dihargai dan dipahami. 

Ini bisa melibatkan cara yang lebih intuitif dan humanistik dalam menawarkan solusi, yang tidak hanya mengurangi usaha fisik tapi juga memberikan kepuasan emosional.

Sebagai penutup, pelajaran yang ingin saya bagi kepada mahasiswa adalah bahwa mengidentifikasi dan memanfaatkan kemalasan bisa menjadi strategi yang sangat efektif dalam kewirausahaan. 

Namun, esensi sejati dari pendekatan ini bukanlah hanya untuk menghasilkan keuntungan, melainkan untuk menciptakan nilai yang lebih besar dalam kehidupan orang-orang dengan cara yang inovatif dan etis. 

Dengan pemikiran ini, setiap entrepreneur bisa membawa perubahan positif yang substansial, tidak hanya dalam industri mereka, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari orang banyak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun