Dalam konteks budaya Indonesia, di mana ekspresi emosi seringkali dianggap sebagai tanda kelemahan, penting untuk mengubah pandangan ini.Â
Ajarkan kepada anak bahwa mengekspresikan perasaan adalah bagian dari proses belajar mengelola emosi. Alih-alih menyuruh mereka berhenti menangis, lebih baik kita mengatakan, "Tidak apa-apa menangis, aku di sini untuk mendengarkanmu."
6. "Aku Tidak Punya Waktu untuk Ini"
Sebagai orangtua, kita sering kali sibuk dengan berbagai tugas dan tanggung jawab.Â
Namun, ucapan ini dapat membuat anak merasa tidak penting.Â
Dalam keluarga Indonesia, di mana kebersamaan sangat dihargai, mengabaikan kebutuhan anak untuk interaksi bisa berdampak buruk pada hubungan kita dengan mereka.Â
Cobalah untuk menyatakan, "Sekarang ayah/ibu sedang sibuk, tapi nanti kita bicara, ya?" Ini menunjukkan bahwa orangtua menghargai mereka dan akan menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan cerita atau masalah mereka.
7. "Diam"
Kata ini terkesan sangat keras dan bisa membuat anak merasa tidak dihargai.Â
Dalam masyarakat kita, menghormati setiap individu adalah hal yang fundamental.Â
Sebagai gantinya, jika situasinya memang membutuhkan ketenangan, gunakan kalimat seperti, "Ayo kita tenang sebentar dan dengarkan satu sama lain."Â