Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengukur Harga Diri: Kritik Sosial atas Nilai dan Status

3 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 3 Juni 2024   08:40 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: Facebook.com/BraidsbyRice)

Dengan melompat ke tangki yang lebih mahal, ikan tersebut, secara simbolis, mencoba mengangkat status sosialnya, sebuah tindakan yang mencerminkan apa yang sering dilakukan manusia melalui pembelian barang-barang mewah atau investasi dalam 'gaya hidup' tertentu.

Namun, ada ironi sosial yang terkandung dalam aksi ikan tersebut. 

Meskipun ikan itu mungkin berpikir bahwa melompat ke tangki yang lebih mahal akan mengubah cara ia dipersepsikan, pada kenyataannya, ikan tersebut tetap sama. 

Ini membuka pandangan kritis terhadap sistem nilai dalam masyarakat yang sering kali menilai individu berdasarkan simbol-simbol eksternal daripada kualitas intrinsik. 

Ini mencerminkan kritik sosial terhadap 'fetishisme komoditas' yang diteorikan oleh Karl Marx, di mana nilai sebenarnya dari barang atau individu terdistorsi oleh persepsi pasar.

Dengan demikian, karikatur ini tidak hanya mengundang tawa tetapi juga pemikiran mendalam tentang dinamika sosial yang mendasari tindakan kita sebagai individu dalam masyarakat. 

Apakah kita benar-benar meningkatkan nilai diri kita dengan 'melompat' ke status yang lebih tinggi, atau apakah kita hanya menipu diri sendiri dengan simbol-simbol kosong yang pada akhirnya tidak mengubah esensi kita? 

Diskusi ini sangat relevan dalam menganalisis bagaimana nilai dan status ditentukan dan dipertahankan dalam struktur sosial kontemporer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun