Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengukur Harga Diri: Kritik Sosial atas Nilai dan Status

3 Juni 2024   08:00 Diperbarui: 3 Juni 2024   08:40 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: Facebook.com/BraidsbyRice)

Dalam melompat ke tangki yang lebih mahal, ikan tersebut tidak secara fisik berubah atau mendapatkan peningkatan kualitas. 

Ini mengilustrasikan pemikiran absurdis, seperti yang ditekankan oleh Albert Camus, di mana tindakan-tindakan yang dilakukan dalam mencari makna atau nilai sering kali absurd karena ketidaksesuaian antara tujuan dan hasil yang bisa diraih.

Dari sisi filsafat, karikatur ini menjadi sarana introspeksi tentang bagaimana kita, sebagai individu atau sebagai masyarakat, menentukan nilai---baik itu diri sendiri maupun orang lain. 

Apakah kita mengukur berdasarkan harga yang dibayarkan di pasar, atau apakah kita mencari nilai yang lebih dalam yang melampaui nilai pasar?

***

Dari sudut pandang sosiologi, karikatur ini menawarkan wawasan tentang bagaimana status sosial dan konsep 'harga' dibentuk dan dipersepsikan dalam masyarakat. 

Fenomena ikan yang melompat dari satu tangki ke tangki yang lebih mahal dapat dianggap sebagai metafora untuk mobilitas sosial dan bagaimana individu berusaha mengubah posisi mereka dalam struktur sosial.

Dalam masyarakat konsumen modern, status sering kali dikaitkan dengan barang-barang yang kita miliki atau harga yang kita bayar untuk sesuatu. 

Ini tercermin dalam teori Pierre Bourdieu mengenai "modal" dalam berbagai bentuknya---ekonomi, sosial, budaya, dan simbolis. 

Ikan yang melompat ke tangki yang lebih mahal bisa dilihat sebagai usaha untuk menambah modal simbolis---usaha untuk dilihat sebagai 'lebih berharga' atau 'istimewa' melalui asosiasi dengan harga yang lebih tinggi, meskipun secara intrinsik tidak ada perubahan.

Hal ini mengarah pada diskusi tentang 'distinction' seperti yang dijelaskan oleh Bourdieu, di mana kelas-kelas sosial menggunakan preferensi dan konsumsi sebagai alat untuk membedakan diri mereka dari kelas lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun