Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Jejak Masa Lalu

28 April 2024   08:10 Diperbarui: 28 April 2024   08:19 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jejak masa lalu. (Freepik.com)

Sari dan Supri saling pandang, terkejut tapi penuh harap. "Terima kasih, Ibu Minah. Ini berarti banyak bagi kami," ucap Sari, mencoba menyembunyikan air matanya.

Sebelum meninggalkan desa, mereka berdua duduk bersama di tepi sawah, menatap ke arah matahari yang terbenam.

"Kita harus ceritakan semua ini ke keluarga, mas Supri?" tanya Sari, ragu.

Supri menghela napas. "Ya, ini bagian dari sejarah kita. Tapi kita harus hati-hati, menjaga agar cerita ini tidak menjadi beban bagi yang lain."

Mereka kembali ke mobil, meninggalkan desa dengan hati yang lebih berat, namun juga dengan kelegaan telah mengurai sebagian dari misteri keluarga mereka. Kisah mereka masih jauh dari selesai, tapi setidaknya, benang-benang masa lalu mulai terurai, memberikan mereka gambaran yang lebih jelas tentang siapa mereka dan dari mana mereka berasal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun