Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasihat Ayah

20 April 2024   05:32 Diperbarui: 20 April 2024   05:36 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mobil mogok. (Freepik/jcomp)

Setelah urusan di bengkel selesai, mereka memutuskan untuk makan siang bersama. Di restoran, pembicaraan menjadi lebih serius. Sarah mulai membuka hati tentang kekhawatiran-kekhawatirannya.

"Bil, terima kasih ya, kamu selalu ada saat aku butuh. Aku tadi malam sempat mikir, kita ini harus lebih sering menghabiskan waktu bersama. Kadang aku terlalu fokus sama pekerjaan."

Nabil tersenyum, menaruh tangan di atas tangan Sarah. "Aku setuju banget. Kita harus lebih sering curhat dan support satu sama lain. Bukan hanya saat ada yang kesusahan, tapi juga buat berbagi kebahagiaan."

Mereka berdua tersenyum, sebuah perjanjian tanpa kata untuk tidak hanya menjadi teman di kala susah, tapi juga di kala senang.

Sambil berjalan kembali ke mobil, Sarah merenung. "Hari ini benar-benar membuka mataku, Bil. Tentang banyak hal."

"Yuk, kita jadikan ini awal baru. Lebih banyak perhatian ke hal-hal kecil, dan tentu saja, lebih banyak waktu untuk kita," ujar Nabil, sambil mereka berdua menyetujui untuk menjadikan ini sebuah komitmen bersama.

Dengan mobil yang sudah diperbaiki dan persahabatan yang diperbarui, Sarah dan Nabil berjanji untuk tidak membiarkan rutinitas menghalangi mereka dari apa yang benar-benar penting---saling merawat dan mendukung satu sama lain dalam segala situasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun