Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Pengaruh Bias Kognitif pada Pemilu Legislatif

25 Januari 2024   12:58 Diperbarui: 1 Februari 2024   01:16 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Informasi awal atau pertama yang diterima pemilih tentang seorang kandidat dapat menjadi 'jangkar' yang memengaruhi pemikiran dan penilaian selanjutnya.

8. Efek Ikut-ikutan (Bandwagon)

Para pemilih mungkin cenderung mendukung kandidat yang mereka anggap sudah populer atau yang dukungannya semakin meningkat.

Memahami bias kognitif ini dapat memfasilitasi pemilih dalam mengenali penipuan (bias) yang masuk akal dalam proses kognitif mereka dan mungkin mendorong pendekatan yang lebih berwawasan luas dan introspektif dalam pengambilan keputusan selama pemilihan legislatif.

Melalui pemahaman tersebut, kita dapat melihat bahwa proses pemilu legislatif tidak hanya terdiri dari pilihan-pilihan antara berbagai kandidat dan kebijakan, namun juga merupakan pertarungan internal antara intuisi dan rasionalitas yang ada di benak setiap pemilih. 

Kesadaran akan bias kognitif dapat membantu pemilih menjadi lebih reflektif dan kritis, sehingga mendorong proses pengambilan keputusan yang lebih matang dan bertanggung jawab.

Untuk mencapai hal ini, pendidikan pemilih dan literasi media memainkan peran penting. Pemilih harus dibekali keterampilan mengevaluasi informasi dan berpikir kritis. 

Hal ini tidak hanya membantu meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan selama pemilu, namun juga memperkuat prinsip-prinsip dasar demokrasi secara keseluruhan.

***

Kesimpulannya, pengaruh bias kognitif dalam pemilu legislatif merupakan aspek yang tidak bisa diabaikan. 

Dengan memahami mekanisme yang mendasari terjadinya bias-bias ini, para pemilih dapat lebih berhati-hati dalam mengasimilasi informasi dan akibatnya mengambil keputusan yang memiliki tingkat kearifan yang lebih tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun