Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal "Context Collapse" dalam Disinformasi di Media Sosial

20 Januari 2024   11:57 Diperbarui: 20 Januari 2024   12:06 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stop fake news. (Sumber gambar: Freepik)

Menentukan keaslian dan keakuratan informasi menjadi lebih sulit ketika konteks aslinya tidak jelas atau tidak ada.

Dalam menghadapi context collapse, penting untuk mengkritisi informasi yang kita terima, mencari sumber aslinya, dan mempertimbangkan bagaimana perubahan konteks mungkin memengaruhi makna dan keandalannya.

Contoh

Contoh context collapse dalam disinformasi selama kampanye pemilihan presiden bisa terjadi dalam berbagai bentuk. Berikut adalah sebuah skenario yang menggambarkan fenomena ini:

Skenario: Video Pidato yang Dipotong

Misalkan, selama kampanye pemilihan presiden, ada seorang kandidat yang memberikan pidato panjang. 

Dalam pidato tersebut, kandidat tersebut menyampaikan pendapatnya mengenai kebijakan ekonomi dengan nuansa yang kompleks, menggunakan contoh dan penjelasan yang mendalam. 

Namun, seseorang mengambil sebagian kecil dari pidato tersebut --- sebuah kalimat atau dua yang, ketika diambil di luar konteks, terdengar kontroversial atau bahkan menyinggung --- dan mempostingnya di media sosial.

Akibatnya adalah:

1. Hilangnya Konteks Asli

Video pendek yang dipotong ini tidak mencakup penjelasan atau konteks tambahan yang disampaikan oleh kandidat. Sehingga, pesan aslinya yang kompleks dan matang berubah menjadi satu yang sederhana dan mungkin menyesatkan.

2. Penyebaran Cepat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun