Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Mengatasi Keterbatasan Pertanyaan "Bagaimana" dalam Pembelajaran TI

3 Januari 2024   05:00 Diperbarui: 3 Januari 2024   05:10 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
How, What, Where, When, Who, Why/ (Sumber gambar: Freepik/rawpixel.com)

Pertanyaan "WHAT" dan "WHY" membantu mahasiswa tidak hanya memahami apa yang mereka buat atau pelajari, tetapi juga mengapa itu penting. Ini menciptakan lulusan yang lebih peka terhadap implikasi sosial dan etika dari teknologi yang mereka kembangkan. Pertanyaan "WHERE" dan "WHEN" mempersiapkan mereka untuk menyesuaikan solusi teknologi dengan konteks yang tepat, memastikan bahwa inovasi mereka relevan dan tepat waktu. Sementara itu, pertanyaan "WHO" menanamkan pemahaman tentang kebutuhan pengguna dan pemangku kepentingan, aspek penting dalam desain dan pengembangan produk teknologi yang sukses.

Universitas dan lembaga pendidikan harus, untuk mencapai ini, merevitalisasi kurikulum mereka, dengan mengintegrasikan metode pengajaran yang mendukung pemikiran multidisipliner dan analitis. Proyek kolaboratif yang melibatkan mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk melihat masalah dari berbagai perspektif. Seminar, lokakarya, dan diskusi panel dengan para ahli dari berbagai bidang juga dapat memberikan wawasan baru dan merangsang pemikiran inovatif.

Akhirnya, penting untuk diakui bahwa kemampuan untuk bertanya sama pentingnya dengan kemampuan untuk menjawab. Dalam dunia yang terus berubah, di mana teknologi berkembang dengan cepat, lulusan TI yang sukses adalah mereka yang dapat beradaptasi, berinovasi, dan terus bertanya. Dengan mendekati pendidikan TI dengan cara yang lebih holistik dan bertanya, kita tidak hanya menghasilkan teknisi yang handal tetapi juga pemimpin masa depan yang dapat memahami dan membentuk dunia di sekitar mereka. Pendekatan ini tidak hanya penting untuk pertumbuhan individu, tetapi juga untuk kemajuan masyarakat dan industri secara keseluruhan.

Transformasi Pertanyaan Interogatif dari "HOW" ke "WHAT," "WHERE," "WHEN," "WHO," dan "WHY" - Studi Kasus

Mari kita bahas contoh pertanyaan "HOW" yang muncul dari bidang TI dan mengubahnya menjadi pertanyaan-pertanyaan "WHAT," "WHERE," "WHEN," "WHO," dan "WHY" untuk menjelaskan bagaimana pendekatan interogatif yang lebih luas dapat memperkaya pemahaman dan penelitian dalam TI.

Contoh Asli (HOW): "Bagaimana teknologi blockchain memastikan keamanan data?"

Transformasi ke WHAT: "Mekanisme apa dalam teknologi blockchain yang berkontribusi pada keamanan data?"

Analisis "WHAT" ini mengarahkan mahasiswa untuk menyelidiki dan memahami mekanisme spesifik dalam teknologi blockchain yang bertanggung jawab atas keamanan data, seperti enkripsi, desentralisasi, dan konsensus. Ini membantu membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang elemen-elemen teknis yang terlibat.

Transformasi ke WHERE: "Di mana aplikasi teknologi blockchain paling efektif dalam meningkatkan keamanan data?"

Pertanyaan "WHERE" ini mengeksplorasi konteks dan domain khusus di mana blockchain sangat efektif dalam meningkatkan keamanan data, seperti dalam sistem perbankan, rantai pasokan, atau pemilihan digital. Ini membantu mahasiswa memahami aplikasi praktis dan relevansi teknologi.

Transformasi ke WHEN: "Kapan implementasi teknologi blockchain penting untuk keamanan data?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun