Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Quo Vadis Alokasi Dana Riset di Indonesia?

22 Oktober 2023   05:39 Diperbarui: 23 Oktober 2023   07:12 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Michal Jarmoluk from Pixabay

Oleh karena itu, investasi yang signifikan dalam riset dan inovasi harus diikuti dengan manajemen dan implementasi yang tepat agar mampu menghasilkan manfaat nyata bagi masyarakat dan industri dalam negeri.

Melalui refleksi dan perbaikan sistematis, Indonesia dapat mengoptimalkan potensi riset dan inovasi sebagai motor penggerak pertumbuhan dan kemajuan nasional. 

Ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan introspeksi dan mereformasi sistem pendanaan riset di Indonesia, memastikan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan dalam riset dan inovasi berkontribusi secara signifikan terhadap kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

technology-indonesia.com
technology-indonesia.com

Fabrikasi Riset: Antara Kontribusi Ilmiah dan Kehilangan Jejak Nyata

Keprihatinan mendalam terhadap dunia riset, khususnya di universitas dan lembaga riset pemerintah, kini semakin mengemuka. Fokus yang timpang---yang cenderung mengejar keberhasilan di laboratorium semata, tanpa mempertimbangkan relevansi dan aplikasi praktis di masyarakat---telah memperlihatkan keretakan sistemik dalam landasan riset kita. 

Sejatinya, riset harus berfungsi sebagai jembatan antara pengetahuan murni dan penerapan nyata yang mendatangkan manfaat bagi kemaslahatan umum. Namun, apa yang kita saksikan saat ini?

Banyak riset yang dilahirkan dengan anggaran besar dan harapan tinggi, namun pada akhirnya terjebak dalam lemari besi laboratorium atau, dalam kasus terbaik, hanya menghiasi halaman-halaman jurnal ilmiah. 

Kesuksesan diukur berdasarkan jumlah publikasi, indeks sitasi, atau paten yang didapatkan---namun ironisnya, banyak dari paten tersebut yang mangkrak dan tidak pernah diimplementasikan.

Lantas, apa gunanya sebuah paten jika tidak memberikan sumbangsih praktis kepada masyarakat? Bukankah sejatinya ilmu pengetahuan harus diterapkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia?

Saya percaya bahwa di balik setiap riset yang dilakukan, ada niat baik untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Namun, ketika "Contribution to Knowledge" menjadi tujuan utama dan "Contribution to People" diabaikan, kita telah kehilangan arah. 

Semangat inovasi terkubur oleh tuntutan publikasi, dan relevansi riset tergadaikan demi pujian akademik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun