Saat kita mendengar kisah-kisah mereka, apakah kita tidak merasa terpanggil? Terinspirasi? Terdorong untuk melakukan lebih dari yang kita lakukan saat ini? Mereka telah memberikan contoh bagaimana memanfaatkan waktu dengan baik, bagaimana meraih kesuksesan melalui ilmu, dan bagaimana menciptakan legasi yang abadi untuk umat Islam.
Menulis, bagi kita, bukanlah sekedar menorehkan kata-kata. Tetapi, itu adalah cara kita untuk berdakwah, menjaga ilmu, menambah wawasan, dan tentunya, memberikan faedah bagi banyak orang. Setiap kata yang kita tulis adalah kesempatan untuk mempengaruhi, menginspirasi, dan membantu orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Manusia yang paling dicintai di sisi Allah adalah yang banyak memberikan kemanfaatan bagi orang lain." Inilah esensi dari semangat menulis. Menulis bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk kebaikan banyak orang.
Oleh karena itu, marilah kita bangkit. Ambil pena dan kertas, atau komputer dan keyboard. Mulailah menulis dengan penuh semangat dan cinta. Tak peduli seberapa besar atau kecil karya kita, yang terpenting adalah niat dan dedikasi kita.
Ingatlah, di balik setiap kata yang kita tulis, ada kesempatan untuk memberikan manfaat, ada kesempatan untuk meninggalkan jejak yang abadi. Dan mungkin, suatu hari nanti, kisah kita akan diceritakan kembali sebagai inspirasi bagi generasi yang akan datang.
Mari kita menjadi bagian dari legenda. Mari kita menjadi penulis yang tak hanya menulis, melainkan penulis yang memberi arti. Mari kita menuliskan kisah-kisah besar untuk umat Islam di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H