Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Terjemahan Putar dan Pertempuran Abadi Melawan Plagiarisme

23 September 2023   21:41 Diperbarui: 27 September 2023   12:49 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Membuat Makalah atau esai jurnal. (Sumber: Pixabay/lil_foot_) 

Di sebuah sudut di perpustakaan universitas, seorang mahasiswa duduk di depan komputernya. Dia menemukan artikel yang relevan dengan tugasnya. 

Alih-alih mengutipnya dengan benar, dia memilih jalan pintas. Dengan bantuan alat-alat terjemahan online dan alat-alat perparafrasaan, dia mengubah teks asli tersebut, dengan harapan menghindari deteksi plagiarisme. 

Namun, yang tidak dia sadari adalah bahwa metodenya bukanlah sesuatu yang inovatif, melainkan bentuk baru dari plagiarisme yang sekarang dikenal sebagai "terjemahan putar."

Apa sebenarnya terjemahan putar itu? Ini terkait dengan plagiarisme dalam beberapa cara berikut:

Terjemahan putar adalah metode yang digunakan oleh mahasiswa untuk menyamarkan teks sumber agar tidak terdeteksi oleh layanan deteksi plagiarisme. Mereka menerjemahkan kembali teks yang sudah diterjemahkan oleh orang lain ke dalam bahasa sumber, menggunakan alat-alat terjemahan online dan teknologi.

Dengan mengimplementasikan terjemahan putar, mahasiswa dapat menciptakan versi teks yang terlihat berbeda dari yang asli, membuatnya lebih sulit bagi alat deteksi plagiarisme untuk mengidentifikasi kesamaan antara kedua teks tersebut.

Terjemahan putar membingungkan sistem deteksi plagiarisme dengan memperkenalkan variasi dalam bahasa dan struktur teks, menghadirkannya sebagai karya asli.

Penggunaan terjemahan putar memungkinkan mahasiswa untuk menghindari mengakui kepemilikan sumber asli dan mengklaim hasil akhirnya sebagai karya asli mereka sendiri, yang merupakan bentuk plagiarisme.

Ketika saya menggali makalah Alireza Akbari, seorang pengajar di Faculty of Foreign Languages, University of Isfahan, Isfahan, Iran, yang berjudul "Spinning-translation and the act of plagiarising: how to avoid and resist" yang dipublikasi di "Journal of Further and Higher Education" tahun 2019,  saya dibawa dalam perjalanan melalui sejarah, teknik, dan metode. 

Dari dugaan plagiarisme oleh Shakespeare, Leibniz, dan Newton, hingga tantangan baru dalam era digital yang kita hadapi saat ini. 

Di era digital ini, garis antara "inspirasi" dan "pencurian" semakin kabur, dan mahasiswa memiliki alat-alat baru untuk menyembunyikan tindakan plagiarisme mereka.

Plagiarisme bukanlah fenomena baru. Seperti yang dijelaskan oleh Akbari, plagiarisme telah ada sejak penemuan menulis. Namun, dengan kemajuan teknologi dan aksesibilitas informasi, metode plagiarisme telah berkembang. 

Terjemahan putar telah menjadi teknik yang semakin populer di kalangan mahasiswa yang ingin menghindari deteksi plagiarisme. Namun, jauh dari menjadi solusi, teknik ini menambah masalah dunia pendidikan. Untuk menghindari plagiarisme, penting untuk:

1. Memahami apa itu plagiarisme dan konsekuensinya bagi reputasi akademik dan profesional Anda. 

2. Selalu menghubungkan ide, kata-kata, dan informasi ke sumber aslinya melalui kutipan dan referensi yang akurat.

3. Menggunakan alat-alat deteksi plagiarisme seperti Turnitin dan ITthenticate untuk memeriksa karya Anda dari kemungkinan plagiarisme yang tidak disengaja.

4. Mengembangkan keterampilan penelitian dan pengambilan catatan yang baik untuk memastikan pencatatan dan atribusi informasi dari berbagai sumber yang akurat.

5. Melakukan perparafrasaan dan ringkasan informasi dengan kata-kata Anda sendiri sambil tetap memberi kredit kepada sumber asli.

6. Mencari panduan dari instruktur atau layanan dukungan akademik tentang format kutipan dan referensi yang benar untuk bidang studi Anda.

7. Merencanakan waktu Anda dengan efisien untuk menghindari terburu-buru dan penggunaan praktik yang tidak etis seperti menyalin dan menempel tanpa atribusi yang tepat.

8. Hati-hati dengan panduan dan kebijakan khusus tentang integritas akademik yang ditetapkan oleh institusi Anda dan patuhi mereka.

Alat perparafrasaan online dirancang untuk membantu pengguna dalam memparafrasakan atau menulis ulang teks untuk menghindari plagiarisme. 

Mereka menggunakan algoritma untuk mengganti kata-kata atau ungkapan dengan sinonim sambil tetap mempertahankan makna umum teks tersebut. 

Namun, penting untuk dicatat bahwa alat-alat ini mungkin tidak menghasilkan bahasa yang grammatis atau alami karena fokus pada penggantian kata-kata daripada konten yang dihasilkan manusia.

Akbari menawarkan solusi potensial terhadap masalah ini dengan menggunakan layanan deteksi plagiarisme lintas bahasa. 

Teknik seperti Analisis Kemiripan Lintas Bahasa, Karakter N-Gram Lintas Bahasa, dan Kemiripan Lintas Bahasa Berdasarkan Tesaurus Konseptual memberikan harapan dalam mendeteksi terjemahan putar. 

Namun, teknologi saja tidak cukup. Integritas akademik harus ditanamkan dalam setiap individu mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.

Salah satu kontribusi signifikan dari makalah Akbari adalah penekanannya pada penanaman nilai-nilai yang terkait dengan kepemilikan properti intelektual di pendidikan tinggi. 

Dalam membentuk budaya yang mementingkan integritas akademik, penting bagi pendidik untuk mengadopsi pendekatan proaktif dalam mendidik mahasiswa tentang implikasi jauh yang dapat ditimbulkan oleh plagiarisme, sambil memberikan mereka pedoman eksplisit mengenai kutipan dan atribusi.

Memahami fenomena terjemahan putar dan dampaknya adalah penting sebagai pendidik atau mahasiswa. 

Namun, yang lebih penting adalah memahami alasan di balik tindakan plagiarisme dan mencari solusi yang lebih dalam untuk mengatasi masalah ini. 

Sebagai masyarakat, kita harus berkomitmen untuk mempromosikan integritas, kejujuran, dan nilai-nilai etis lainnya, sehingga melahirkan generasi yang berintegritas yang memberikan kontribusi positif bagi kemajuan ilmiah.

***

Sebagai penutup, Akbari mengingatkan kita tentang pentingnya merancang tugas penilaian yang tepat dan evaluasi yang efektif untuk mengurangi tingkat terjemahan putar. 

Tetapi yang saya hargai dari makalah ini adalah urgensi untuk melawan plagiarisme, bukan hanya dengan teknologi, tetapi juga dengan pendidikan berkualitas.

Sebagai refleksi terakhir, bayangkan jika setiap mahasiswa dan peneliti di seluruh dunia memiliki akses ke informasi dan pemahaman yang tepat tentang integritas akademik. 

Dunia akademik akan menjadi tempat yang jauh lebih baik di mana gagasan segar muncul, dan kemajuan ilmiah terus berlanjut tanpa halangan. Mari berharap dan berusaha untuk dunia pendidikan seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun