Di era digital ini, garis antara "inspirasi" dan "pencurian" semakin kabur, dan mahasiswa memiliki alat-alat baru untuk menyembunyikan tindakan plagiarisme mereka.
Plagiarisme bukanlah fenomena baru. Seperti yang dijelaskan oleh Akbari, plagiarisme telah ada sejak penemuan menulis. Namun, dengan kemajuan teknologi dan aksesibilitas informasi, metode plagiarisme telah berkembang.Â
Terjemahan putar telah menjadi teknik yang semakin populer di kalangan mahasiswa yang ingin menghindari deteksi plagiarisme. Namun, jauh dari menjadi solusi, teknik ini menambah masalah dunia pendidikan. Untuk menghindari plagiarisme, penting untuk:
1. Memahami apa itu plagiarisme dan konsekuensinya bagi reputasi akademik dan profesional Anda.Â
2. Selalu menghubungkan ide, kata-kata, dan informasi ke sumber aslinya melalui kutipan dan referensi yang akurat.
3. Menggunakan alat-alat deteksi plagiarisme seperti Turnitin dan ITthenticate untuk memeriksa karya Anda dari kemungkinan plagiarisme yang tidak disengaja.
4. Mengembangkan keterampilan penelitian dan pengambilan catatan yang baik untuk memastikan pencatatan dan atribusi informasi dari berbagai sumber yang akurat.
5. Melakukan perparafrasaan dan ringkasan informasi dengan kata-kata Anda sendiri sambil tetap memberi kredit kepada sumber asli.
6. Mencari panduan dari instruktur atau layanan dukungan akademik tentang format kutipan dan referensi yang benar untuk bidang studi Anda.
7. Merencanakan waktu Anda dengan efisien untuk menghindari terburu-buru dan penggunaan praktik yang tidak etis seperti menyalin dan menempel tanpa atribusi yang tepat.
8. Hati-hati dengan panduan dan kebijakan khusus tentang integritas akademik yang ditetapkan oleh institusi Anda dan patuhi mereka.