Para politikus yang tidak bertanggung jawab dapat dengan mudah melepaskan tanggung jawab dan mengklaim bahwa mereka tidak tahu siapa yang memasang spanduk-spanduk tersebut.Â
Hal ini menciptakan lingkungan di mana pelanggaran terus berlanjut tanpa sanksi yang tegas.
Dalam konteks ini, perlu ada peningkatan upaya penegakan hukum yang lebih baik untuk mengatasi masalah sampah visual ini.Â
Pelanggaran harus diidentifikasi dengan jelas, dan sanksi yang sesuai harus diberlakukan agar politikus dan tim kampanye mereka lebih memperhatikan dampak lingkungan dan estetika perkotaan.
Mengakhiri Era Sampah Visual
Dalam mengakhiri opini ini, kita harus mengingat bahwa politik adalah tentang melayani masyarakat dan menciptakan perubahan yang positif.Â
Sampah visual yang kita lihat setiap pemilihan hanya mengalihkan perhatian dari hal-hal yang seharusnya menjadi fokus utama: visi politik, moralitas, dan kemampuan untuk membawa perubahan yang baik bagi masyarakat.
Kita harus menjadi skeptis terhadap politikus yang lebih peduli pada penampilan mereka daripada pada pesan mereka. Kita harus menuntut lebih banyak dari mereka daripada hanya senyum dan janji-janji kosong.Â
Kita harus meminta mereka untuk berbicara tentang isu-isu yang benar-benar penting bagi kita sebagai masyarakat.
Selain itu, dalam era digital yang semakin maju, kita harus mempertanyakan relevansi spanduk dan poster kampanye yang menghasilkan sampah visual ini.Â
Media sosial dan internet telah memberikan alat yang kuat untuk berkomunikasi dengan pemilih tanpa merusak lingkungan dan estetika perkotaan.
Kita harus mendorong politikus untuk lebih kreatif dan berinovasi dalam kampanye mereka, menggunakan media digital untuk menyampaikan pesan yang lebih bermakna dan substansial.Â