Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sampah Visual dalam Politik, Ketika Wajah Menyeliputi Pesan

20 September 2023   22:15 Diperbarui: 18 Januari 2024   10:22 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Penggunaan Sumber Daya yang Tidak Efisien

Selain itu, kita harus mencatat bahwa penggunaan sumber daya untuk mencetak, menggantung, dan memelihara spanduk-spanduk ini tidak hanya boros, tetapi juga tidak ramah lingkungan. 

Dalam era di mana kita semakin peduli terhadap perubahan iklim dan pelestarian lingkungan, menghasilkan jumlah sampah yang tidak perlu seperti ini merupakan tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.

3. Kurangnya Informasi yang Bermakna

Ketika kita melihat spanduk-spanduk kampanye ini, kita seringkali bertanya-tanya, "Apa yang sebenarnya ditawarkan oleh politikus ini?" 

Poster-poster ini jarang menyampaikan pesan-pesan yang bermakna atau memperkenalkan visi konkret yang akan mereka wujudkan jika terpilih. Mereka hanyalah wajah tersenyum yang menghiasi jalan-jalan kita.

Ini mengingatkan kita pada pentingnya kampanye yang substansial dan berfokus pada isu-isu yang relevan bagi masyarakat.

Mengapa kita tidak lebih banyak mendengar tentang rencana mereka untuk mengatasi kemiskinan, mendukung pendidikan, atau melindungi lingkungan? Apakah kampanye ini hanya tentang wajah?

4. Pemanfaatan Media Sosial dan Era Digital

Dalam era digital yang semakin maju, ada pertanyaan yang lebih mendalam yang perlu kita pertimbangkan. Apakah spanduk dan poster kampanye ini masih diperlukan?

Media sosial dan internet telah memberikan sarana yang kuat untuk politikus berkomunikasi dengan pemilih mereka tanpa perlu merusak pemandangan kota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun