2. Peneliti perlu meningkatkan transparansi mereka tentang metodologi penelitian dan temuan dalam publikasi.Â
Hal ini dapat dicapai dengan menyertakan semua temuan yang relevan dalam satu publikasi utama daripada membagi data menjadi artikel terpisah.Â
Jika ada temuan tambahan yang perlu dibagikan, mereka harus dimasukkan sebagai bagian dari konteks yang tepat dalam satu publikasi.Â
Dalam hal ini, penulis harus menjelaskan alasan pemisahan temuan, jika ada, dan bagaimana pemisahan tersebut secara signifikan berkontribusi pada pemahaman ilmiah yang lebih luas.
3. Pendidikan dan Pelatihan Etika Penelitian
Pendidikan etika penelitian harus menjadi bagian integral dari pelatihan penelitian. Peneliti muda harus diperkenalkan pada prinsip-prinsip dasar etika ilmiah, termasuk pentingnya integritas dalam publikasi ilmiah.Â
Selain itu, pelatihan ini harus mengajarkan peneliti bagaimana menilai kualitas dan relevansi setiap studi atau temuan, bukan hanya jumlahnya.
4. Pemantauan Peer Review yang KetatÂ
Peer review adalah salah satu pilar penting dalam menentukan kualitas dan validitas publikasi ilmiah. Jurnal dan penerbit harus memastikan bahwa proses peer review mereka ketat dan adil.Â
Pemeriksaan yang lebih ketat harus diterapkan untuk mengidentifikasi tumpang tindih antara publikasi yang ditulis oleh penulis yang sama.Â
Para pemeriksa harus memeriksa apakah ada data atau temuan yang sudah pernah dipublikasikan dalam artikel lain oleh penulis yang sama. Jika ada tumpang tindih, itu harus menjadi alasan serius untuk menolak publikasi atau meminta koreksi.