1. Fragmentasi Temuan yang Seharusnya Disajikan Bersama-sama: Salah satu dampak terburuk dari salami slicing adalah fragmentasi temuan yang seharusnya disajikan bersama-sama dalam satu publikasi utama.Â
Hal ini dapat menyebabkan informasi yang tidak lengkap atau bahkan salah paham oleh pembaca, yang pada gilirannya dapat menghambat kemajuan pengetahuan dalam bidang tersebut.
2. Peningkatan Berlebihan Publikasi: Praktik ini dapat menghasilkan tidak hanya peningkatan jumlah publikasi, tetapi juga jumlah yang sering kali melebihi substansi ilmiahnya.Â
Ini menyebabkan inflasi dalam pemahaman komunitas ilmiah tentang produktivitas peneliti, yang pada akhirnya dapat merusak reputasi mereka.
3. Pemborosan Sumber Daya: Salami slicing membuang-buang sumber daya berharga dalam bentuk waktu dan uang, baik untuk para peneliti sendiri maupun lembaga penelitian yang mendukung mereka.Â
Penelitian yang dipublikasikan secara parsial mungkin berarti bahwa penelitian yang sama perlu diulang atau diperluas, menghabiskan lebih banyak waktu dan anggaran.
4. Kurangnya Dampak Ilmiah yang Sejati: Akibat memisahkan temuan yang seharusnya terhubung adalah kurangnya dampak ilmiah yang sejati. Publikasi berlebihan dapat menghasilkan banyak kebisingan tanpa memberikan kontribusi signifikan pada pengetahuan ilmiah.
Tindakan untuk Mencegah dan Mengatasi Salami Slicing
1. Kebijakan Institusional yang Ketat
Institusi pendidikan dan penelitian harus memiliki kebijakan yang jelas dan ketat mengenai publikasi ilmiah. Kebijakan ini harus secara eksplisit melarang praktik salami slicing dan menetapkan sanksi untuk pelanggaran.Â
Ini termasuk mengevaluasi publikasi berdasarkan substansi ilmiah, bukan jumlahnya. Institusi harus berinvestasi dalam memberikan panduan yang jelas kepada peneliti mereka tentang apa yang dianggap praktik etis dalam penerbitan ilmiah.