"Iya, Ma." Liana tidak mau menceritakan tentang mimpinya tadi malam. Jangankan mamanya, Mia saja yang merupakan teman dekatnya tidak percaya dengan cerita itu. Apalagi mamanya, pasti nanti tanggapan sang mama akan mengatakan cerita Liana di luar nalar.
"Oh iya, Li. Tadi mama sedang menyapu halaman, setelah itu ada seseorang yang mengantarkan sebuah paket atas nama kamu. Mama sudah meletakkannya di depan sofa ruang tamu," ujar sang mama memberitahukan. Tidak bertanya apa-apa, setelah menyelesaikan makan malam. Mereka berdua disibukkan dengan kegiatan masing-masing. Liana langsung bergegas mengambil sebuah paket atas namanya dan membawa itu menuju kamarnya.
Sebuah kotak. Kali ini ia bukan mendapatkan amplop seperti kemarin, tetapi sebuah kotak cokelat yang berukuran cukup besar. Ia penasaran, apa isi dari kotak tersebut? Perlahan gadis itu membuka kotak yang berada di depannya, sebuah foto pegunungan yang rindang dan hijau tergambarkan di dalam polaroid yang sedang ia pegang. Tidak hanya itu, ternyata ada sebuah surat juga diselipkan di dalam kotak yang ia buka.
"Aku seperti pernah melihat tempat ini, persis. Ini tempat yang sama di mimpiku tadi malam." Ia sesekali berpikir, lalu meyakinkan bahwa tempat di foto itu sungguh benar tempat yang berada di dalam mimpinya. Masih kebingungan. Dengan penuh rasa penasaran ia membuka surat tersebut.
Kita semua cenderung terlalu banyak berpikir untuk berjalan dengan mata tertutup. Kita seharusnya tidak tetap selamanya di jalan umum, kita harus meninggalkan jalur sesekali dan masuklah ke dalam hutan. Setiap kali Anda melakukan itu Anda akan yakin untuk menemukan sesuatu yang belum pernah Anda lihat sebelumnya ikuti itu, mengeksplorasi sekelilingnya, satu penemuan akan mengarah ke yang lain. Sebelum Anda tahu, Anda akan memiliki sesuatu yang layak dipikirkan untuk menempati pikiran Anda untuk semua penemuan yang sangat besar adalah hasil pemikiran.
Semakin dibuat bingung oleh isi surat itu. Kenapa bisa secara kebetulan semua hal yang ia rasakan sangat berkaitan. Apa maksud dari menutup mata? Bagi Liana ia selama ini tidak pernah keluar dari beberapa aktivitas kehidupan yang ia jalani dan harus ia jalani. Apakah ini ada kaitannya dengan kejadian di dalam mimpinya tadi malam? Apa ia harus membuka mata dengan keadaan orang-orang itu?
Pikiran Liana saat ini terpecah, kenapa ia harus memikirkan hal serumit ini? Dan mengapa orang-orang di dalam mimpi itu mengatakan bahwa ia didatangkan untuk membantu mereka?
Belum sempat bertanya saat itu. Liana kembali melipat surat tersebut dan kembali memasukkannya ke dalam kotak. Ia menarik selimutnya dan memejamkan matanya perlahan.
***
Saat ini Liana kembali berada di tempat yang sama. Hanya sebuah kondisi yang berbeda, ia tepat berada di depan rumah yang sama seperti waktu itu. Lagi dan lagi seorang gadis seusianya datang menghampiri dan mengajaknya kembali masuk ke rumah. Suasana di daerah itu tidak jauh berbeda seperti dalam mimpi sebelumnya.
Ia kembali dibawa menuju sofa dan berbincang singkat. "Ayolah, Liana! Ceritakan kepadaku tentang kehidupan di masamu. Kata mama, hidup di masa kalian sangat makmur dan tidak seperti sekarang," ucap Gia membuka cerita kali ini.