"Aku semalam bermimpi tentang sesuatu. Tetapi itu tidak terasa seperti mimpi, ia seperti nyata dan benar-benar terjadi," ucap Liana membuka percakapan saat di dalam perpustakaan.
"Mungkin kamu terlalu lelah. Jadinya merasakan mimpi itu seperti nyata," balas Mia.
"Tetapi, Aku cukup yakin kalau mimpi itu nyata. Aku seperti berada di sebuah tempat yang cukup mengerikan. Beberapa bencana seperti rutin terjadi di sana, orang-orang penuh ketakutan," lanjut Liana menceritakan.
"Sudahlah Liana, jangan terlalu dipikirkan. Kita fokus saja belajar. Oh ya, peraturan pemerintah terbaru katanya sudah disahkan. Apakah kamu mengikuti perkembangan berita itu?" Mia menyampaikan sebuah pesan dan bertanya.
"Aku tidak peduli dengan peraturan pemerintah, biarlah bagaimana mereka mengurus negeri ini sesuai dengan pikirannya," jawab Liana tak mau berurusan dengan politik.
Sudah cukup sore. Waktu berjalan begitu cepat, Jalan-jalan sepanjang menuju rumah Liana dipenuhi dengan debu dan polusi udara saat ini. Sesaat sampai di depan rumahnya, Liana turun dari sebuah taksi yang mengantarkan. Waktu menunjukkan pukul 5 sore, cuaca hari ini tidak cukup panas seperti hari kemarin. Liana perlahan berjalan membuka pintu rumahnya, setelah ganggang pintu ia kaitkan ke bawah, kucing yang menggemaskan hadir kembali menyambut gadis itu.
"Kasih makan itu kucingnya, Li. Sepertinya ia kelaparan," ucap sang mama yang sedang sibuk menyiapkan makanan di meja makan. "Iya, Ma. Aku mau bersih-bersih dulu sebentar," jawabnya sembari berjalan menaiki tangga menuju kamar.
***
Malam baru saja akan dimulai. Liana duduk bersama dengan mamanya untuk makan malam. Tak lupa, ia juga memberikan sedikit makanan itu kepada Choco. "Kamu sepertinya sangat lapar ya," ucap Liana seraya mengelus punggung kucing itu.
Gadis itu kembali menuju meja makan dan melanjutkan memakan makanan di atas piringnya. Sesekali dengan tatapan kosong, ia hanya mencacah makanan di piring itu. "Li...Liana!" panggil sang mama.
Tersentak Liana terkejut. Ia baru tersadar kalau sedari tadi sang mama memanggilnya. "Jangan sering melamun, nanti akan membuat kamu kosong tanpa pikiran," ucap sang mama mencegat ketidakbiasaan putrinya itu.