Mohon tunggu...
Syahadah Khoirul Nisa
Syahadah Khoirul Nisa Mohon Tunggu... Jurnalis - @Syahadahkn

Permudahlah hidup dengan selalu bersyukur:)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Secercah Harapan

3 Maret 2020   22:44 Diperbarui: 3 Maret 2020   22:51 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi entah mengapa jika ia belajar Inggris ia selalu menolak dan tak mau mempelajari nya, sepertinya ia tak menyukai pelajaran itu, buktinya ia selalu menghindar jika di tunjuk tuk mengerjakan tugas, banyak alasan yang ia lakukan entah itu izin ke toilet atau ia pura-pura sakit dan ujung-ujungnya ia pergi ke kantin dan satu hal lagi mengapa ia tak suka pelajaran itu sebab gurunya kiler banget dan bawaan emosi gurunya marah-marah terus pokoknya ia tidak menyukai pelajaran itu.
       
2. Kali kedua

Anna berjalan menyusuri jalanan yang berada dibawah teriknya matahari, wajahnya yang kusam tubuhnya yang mungil membuat keringatnya bercucuran, hari ini ia tak bisa menulis di tepi danau ada hal yang harus ia lakukan. Sesampainya ia di tempat tujuannya ia langsung menyimpan sepedanya

"bang rantai sepeda ku putus, tolong benerin ya bang"
"Oke Neng silahkan duduk dan tunggu"
"hari ini adalah hari tersialku, pertama aku tertabrak oleh pemuda itu, kedua guru bahasa Inggrisku menunjukkan untuk mengerjakan tugas ke depan kelas dan aku tak bisa menjawabnya, terpaksa aku harus menerima hukuman dari guruku yaitu aku harus mengerjakan 60 soal pelajaran itu, terakhir aku harus ke bengkel sepeda dan itu berjalan dibawah terik matahari, sialan" begitu gerutu Anna.

Pikiran Anna melayang-layang kalimat yang dilontarkan gurunya membuat ia terngiang-ngiang pasalnya ia harus mengerjakan 60 soal bahasa Inggris dan itu tidak boleh ada yang membantu kecuali ia meminta bantuan kepada guru yang bersangkutan. 

Langit yang asalnya biru kini kan berubah menjadi hitam Anna sesegera mungkin tiba ke rumah, setibanya ia di rumah ia langsung mengucapkan salam dan membukakan pintu. ia langsung mengguyur badannya dengan air hangat serta mengambil wudhu untuk melakukan shalat Maghrib dan melanjutkan dengan membaca ayat-ayat Al-Quran selepas membaca ia mulai membuka buku dan lembar soal bahasa Inggris.

Isi kepalanya semrawut, semalaman ia tak bisa tidur kini sudah jam 02.00 am
 "Astagfirullah sekarang sudah jam 02.00 subuh dan tugas bahasa Inggris ku belum selesai. Aku baru mengisi 40 soal plus aku belum tidur, aku mengantuk" gerutu anna yang membangunkan ibunya
"Kak, kak belum tidur mengapa kakak masih mengerjakan tugasnya?, Sudahlah nanti lagi mengerjakannya" ucap ibunya yang mengucek-ngucek matanya
"Tapi bu kakak harus mengerjakannya dan hari ini terakhir kumpulin tugasnya bu..." mata Anna yang mulai mengantuk
"Ya sudah kamu tidur gihh biar sisanya ibu kerjakan"
"Iya bu makasih" Anna pun tidur dan terlelap.

paginya ia berangkat dari sekolah dan pulang seperti biasa ia naik sepeda. Ia sekilas melihat pemuda itu sedang dikerumuni oleh para anak jalanan, namun ia tidak menghiraukannya. Anna langsung duduk di tepi danau yang biasa ia tempati

"Apa kau mau kebab ini? Aku sengaja membuatnya agar orang-orang bisa menikmati ketika sore hari" ucap pemuda itu
anna langsung melirik "Ternyata kamu, memang harganya berapa?? Aku beli satu saja"
 "ini tidak bayar aku ngasih kebab ini dengan cuma-cuma, ini untukmu" ia langsung menyodorkan makanan kepada anna
"Terimakasih, aku sering melihat kamu ada disini dan selalu di kerumuni oleh banyak anak jalanan, memang kau sedang apa?" Ucap anna sambil mengunyah makanan tadi
"Oh itu ya biasalah aku suka membagikan makanan ke orang-orang bahkan kepada anak jalanan pun"
 "Ngomong-ngomong namamu siapa? Eh iya makanannya enak, kamu beli dari mana?"
 "Namaku Andra, makanan itu engga beli aku bikin sendiri, kalau nama kamu siapa?"
 "Namaku Anna Athiyyah fathiyyah, panggil saja anna, sudah dulu ya..., aku harus pulang ibuku menungguku. Assalamu'alaikum Andra" Anna terburu-buru dan langsung membereskan buku-bukunya kedalam tas
"Wa'alaikumussalam Anna".

3. Tuntutan

Setelah Anna meninggalkan dirinya, ia pun  segera pulang dengan menaiki bus. Ia tak sandar bahwa ia pulang larut malam, hingga tiba di depan rumah ia tersentak

 "kamu dari mana saja andra? Mengapa kamu pulang larut malam, padahal sekalian saja jangan pulang lagi" suara ayah dengan nada kesal dan mata yang membulat
"ma..ma..maaf ayah tadi aku membagikan dulu makanan untuk anak jalanan" dengan wajah yang menunduk, hati andra dag dig dug tak karuan ia sangat takut kepada ayahnya sebab ia tahu bahwa ayahnya seorang tentara dan pasti jika ia melarang aturan ayahnya ia akan di hukum untuk tidak main selama satu bulan.
"Ya sudah masuk, lain kali kalau begini lagi ayah akan menghukum untuk hal itu, kamu mengerti tidak!"
"Iya mengerti ayah" dengan memasang wajah pasrah. Ia pun masuk dan segera membersihkan badan serta langsung makan malam karena perutnya keroncongan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun