Jaksa IV menyela “Keberatan, Yang Mulia!”
Hakim menjawab. “Keberatan di terima!”
Hakim menatap tajam ke arah pengacara, seolah-olah ingin menantangnya berbicara. Pengacara terdakwa menyudahi pertanyaannya.
Sidang kemudian berjalan monoton dan menjemukan. Waktu merangkak dan berjalan lambat.
****
Aku pulang ke rumah. Rumah ini berbeda, reyot dan sakit. Aku menatapnya dari sisi jalan ketika aku melewatinya. Aku pernah bangun tengah malam dan memandang keluar jendela. Para tetangga kanan-kiri mulai berbisik-bisik menyalahkan ayahku. Aku berubah, tak lagi ramah dan menutup diri dari siapa pun.
Di dalam rumah itu, tinggal sesosok hantu jahat.
(Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H