Mohon tunggu...
Syafriansyah Viola
Syafriansyah Viola Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

suka baca fiksi dan sekali-sekali....menulis!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ayahku Seorang Pengacara: Jejak Darah (3)

2 Juli 2015   13:56 Diperbarui: 2 Juli 2015   13:56 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jaksa IV menyela “Keberatan, Yang Mulia!”
Hakim menjawab. “Keberatan di terima!”
Hakim menatap tajam ke arah pengacara, seolah-olah ingin menantangnya berbicara. Pengacara terdakwa menyudahi pertanyaannya.

Sidang kemudian berjalan monoton dan menjemukan. Waktu merangkak dan berjalan lambat.

****

Aku pulang ke rumah. Rumah ini berbeda, reyot dan sakit. Aku menatapnya dari sisi jalan ketika aku melewatinya. Aku pernah bangun tengah malam dan memandang keluar jendela. Para tetangga kanan-kiri mulai berbisik-bisik menyalahkan ayahku. Aku berubah, tak lagi ramah dan menutup diri dari siapa pun.
Di dalam rumah itu, tinggal sesosok hantu jahat.

(Bersambung)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun