"Kau tega menjual anak-anakmu, Mila?"
"Akuu...aku?" Karmila bingung menjawabnya. Kemudian, setengah dengan senyum, dan setengah lagi dengan mengangkat pundak, ia menjawab. "Aku terpaksa....melakukan itu. Suamiku lari entah ke mana dan hutangnya menumpuk. Orang tua ku sudah meninggal. Aku harus bertahan hidup....dan aku tidak muda lagi. Aku rasa, Tuhan memang sudah menentukan begitu...!"
Aku diam sejenak.
"Sudahlah...usah dipikirkan. Itu semua takdir hidupku. Sekarang kita sudah tua. Kalau kau ke pasar, mampir ke rumah ku ya....muungkin kita bisa ngobrol lebih banyak lagi. Sekarang aku buru-buru..."tutup Karmila. Mukanya tak menunjukan perasaan apa-apa.
Karmila bersegera menuju ke kedai. Membeli belajaan untuk hari ini.
Aku pun diam dan tak pernah bisa mengerti. Ya sudahlah, ku pikir alur kehidupan akan mencari jalannya sendiri. Kawan, cerita ini kusudahi sampai disini ya.
Salam fiksi.
__
Kuala Tungkal, 20/04/2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H