Mohon tunggu...
Syaefurrahman An Nidzomi
Syaefurrahman An Nidzomi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Komunikasi Pembangunan untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat tentang Kebersihan dan Kesehatan di Pasar Induk Cibitung

26 November 2023   19:53 Diperbarui: 26 November 2023   20:07 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pasar induk adalah tempat di mana barang-barang dari berbagai produsen atau pemasok dikumpulkan untuk didistribusikan kepada pengecer atau konsumen akhir. Supply chain di pasar induk melibatkan serangkaian proses yang kompleks untuk mengelola aliran barang dari produsen ke konsumen akhir.  Pemasok atau produsen menjalin hubungan dengan pasar induk untuk menawarkan produk mereka. Proses ini melibatkan pembelian barang dari berbagai sumber, menetapkan persyaratan pengiriman, harga, dan negosiasi kontrak. Barang yang diterima dari pemasok disimpan di gudang atau fasilitas penyimpanan di pasar induk. Di sini, barang-barang tersebut dapat diurutkan, diklasifikasikan, atau diolah lebih lanjut untuk mempersiapkan pengiriman ke pengecer (Yuni Kartika, 2019).

Manajemen persediaan yang efisien adalah kunci dalam supply chain. Pemantauan stok, rotasi persediaan, dan manajemen risiko yang terkait dengan barang basah atau berjangka waktu pendek menjadi fokus utama.  Setelah pesanan diterima dari pengecer, barang-barang tersebut diambil dari gudang dan diatur untuk pengiriman. Proses logistik seperti pemilihan rute pengiriman, manajemen armada, dan pemenuhan pesanan menjadi penting untuk memastikan pengiriman tepat waktu.

Pasar induk juga mengelola aspek keuangan, termasuk pembayaran kepada pemasok dan penagihan kepada pelanggan atau pengecer. Ini melibatkan proses akuntansi yang tepat untuk mengelola arus kas yang masuk dan keluar. Pengawasan terhadap kualitas produk yang masuk ke pasar induk adalah hal yang krusial. Ini melibatkan pengujian kualitas, pemeriksaan, dan pengelolaan risiko terkait produk yang tidak memenuhi standar (Yuni Kartika, 2019).

 Pasar Utama atau Pasar Induk Cibitung Bekasi memiliki sejarah yang kaya. Pasar ini hanya merupakan pasar kecil yang didirikan oleh para pedagang lokal untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat sekitar. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pasar ini mengalami transformasi yang signifikan. Dengan semakin bertumbuhnya aktivitas perdagangan, pasar ini menjadi pusat perdagangan utama di wilayah Cibitung Bekasi. Nama "Pasar Utama" pun mulai melekat pada pasar ini sebagai simbol pentingnya peran pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pasar ini bagi kehidupan ekonomi lokal. Tak hanya itu, sejarah pasar ini juga terkait erat dengan perkembangan Kabupaten Bekasi secara keseluruhan. Seiring dengan pertumbuhan kota, Pasar Utama Cibitung Bekasi menjadi pusat kegiatan ekonomi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga menarik perhatian dari wilayah sekitarnya. Dengan demikian, nama pasar ini tidak hanya mencerminkan sejarah perdagangan di wilayah Cibitung Bekasi, tetapi juga menjadi bagian integral dari perkembangan Kabupaten Bekasi secara keseluruhan.

Tak dapat dipungkiri bahwa nama "Cibitung" dalam Pasar Utama Cibitung Bekasi juga memiliki makna yang dalam. Nama "Cibitung" konon berasal dari bahasa Sunda yang memiliki arti "tempat bertemunya air". Hal ini menggambarkan bahwa wilayah Cibitung Bekasi memang memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, terutama air. Dalam konteks pasar, hal ini juga mencerminkan bahwa pasar ini menjadi tempat bertemunya berbagai kebutuhan dan aktivitas perdagangan, sehingga menjadi pusat kegiatan ekonomi yang vital bagi masyarakat sekitarnya.  Makna nama "Cibitung" juga mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Sebagai pusat perdagangan utama, Pasar Utama Cibitung Bekasi juga turut memainkan peran dalam mempertahankan keberlangsungan sumber daya alam di wilayahnya. Dengan demikian, nama "Cibitung" bukan hanya sekedar nama geografis, tetapi juga mencerminkan hubungan yang erat antara pasar dan lingkungan sekitarnya.

Pasar Induk Cibitung, Bekasi, merupakan salah satu pusat distribusi barang konsumsi terbesar di wilayah Bekasi. Melansir dari WartaKotaLive, keberadaan pasar induk juga akan membantu pedagang memangkas harga distribusi dari daerah asal sehingga pedagang nantinya tak perlu lagi membeli di Pasar Induk Kramat Jati maupun Cibitung. Namun, bersama dengan peran sentralnya dalam penyediaan barang, pasar ini juga menghasilkan volume sampah yang signifikan setiap harinya. Manajemen sampah di Pasar Induk Cibitung menjadi perhatian utama karena berdampak pada lingkungan sekitar dan kesehatan masyarakat. Di sinilah peran vital komunikasi pembangunan muncul sebagai solusi proaktif dalam mengelola permasalahan sampah.

Pasar Induk Cibitung, dengan aliran barang yang cepat dan transaksi yang padat, menghasilkan jumlah limbah organik dan non-organik yang substansial. Limbah sampah yang dihasilkan ini menciptakan bau tidak sedap di area sekitar pasar dan terlebih lagi bila musim hujan tiba, hal ini menjadi kombinasi masalah serius untuk kesehatan masyarakat (Taufiqurrohman, 2016). Tingginya aktivitas jual-beli juga berkontribusi pada meningkatnya limbah plastik dan kemasan sekali pakai. Menjadi tempat pertemuan antara para pedagang, produsen, dan pembeli yang memungkinkan terjalinnya kerja sama yang saling menguntungkan dalam rantai distribusi. Kendati telah ada upaya pengelolaan sampah, tantangan nyata muncul dalam mengatasi volume yang terus meningkat (Prabowo, 2021).

Komunikasi pembangunan berperan penting dalam menyebarkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah yang baik kepada para pedagang, konsumen, dan pengunjung pasar. Kampanye penyuluhan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemilahan sampah, pengurangan penggunaan plastik, dan praktik ramah lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah lokal, lembaga swadaya masyarakat, dan pedagang pasar dapat ditingkatkan melalui komunikasi yang efektif. Dialog terbuka mengenai masalah sampah dan solusi-solusi inovatifnya perlu didorong agar tercipta kerjasama yang berkelanjutan. Komunikasi modern seperti aplikasi atau platform online bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi terkait pengelolaan sampah. Ini bisa berupa panduan praktis, informasi jadwal pengangkutan sampah, atau edukasi mengenai daur ulang.

Komunikasi yang efektif dapat mengubah sikap dan perilaku masyarakat terhadap sampah, mendorong mereka untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah secara bijaksana. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya pengurangan sampah, diharapkan terjadi penurunan volume sampah yang dihasilkan oleh pasar. Komunikasi pembangunan bisa menjadi dasar untuk mengembangkan model pengelolaan sampah yang berkelanjutan, yang dapat diadopsi oleh pasar lainnya di wilayah sekitar.

Pengelolaan sampah di Pasar Induk Cibitung, Bekasi, bukanlah tugas yang mudah. Namun, dengan penerapan strategi komunikasi pembangunan yang efektif, bisa tercipta transformasi yang signifikan dalam cara pasar tersebut mengelola dan meminimalkan dampak lingkungan dari limbah yang dihasilkan. Dengan kesadaran yang meningkat dan kerjasama yang erat, pasar ini dapat menjadi contoh bagaimana komunikasi pembangunan dapat memperbaiki praktik-praktik lingkungan di wilayah perkotaan.

Komunikasi pembangunan partisipatif adalah pendekatan yang mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pembangunan. Terapannya yang tepat di Pasar Induk Cibitung dapat memainkan peran krusial dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di antara para pelaku pasar, mulai dari pedagang hingga pengunjung pasar. Pembangunan partisipatif melibatkan penciptaan saluran komunikasi yang inklusif antara berbagai pihak yang terlibat dalam pasar, seperti pedagang, petugas pasar, pihak berwenang, dan komunitas sekitar. Dalam konteks kesehatan, komunikasi yang terbuka dan terbuka ini dapat membahas isu-isu kesehatan yang relevan, seperti kebersihan, penyimpanan makanan yang benar, dan pencegahan penyakit menular.

Komunikasi pembangunan partisipatif juga menciptakan ruang untuk partisipasi aktif masyarakat dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada dan merumuskan solusi bersama. Melalui forum terbuka, seperti pertemuan kelompok diskusi atau sesi tanya jawab, masyarakat dapat berkontribusi dalam menemukan solusi yang sesuai dengan konteks pasar induk. Sementara itu, penerapan teknologi informasi juga dapat menjadi alat yang efektif dalam komunikasi pembangunan partisipatif di Pasar Induk Cibitung. Dengan memanfaatkan platform digital, informasi terkait kesehatan dapat diakses secara luas oleh para pemangku kepentingan. Misalnya, aplikasi yang memberikan panduan praktis tentang kebersihan makanan atau webinar mengenai manajemen limbah dapat menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat.

Pasar Induk Cibitung menyajikan tantangan signifikan dalam pengelolaan kebersihan dan kesehatan. Tingginya volume transaksi dan aktivitas perdagangan menciptakan aliran limbah yang besar, menyebabkan masalah sanitasi dan kesehatan lingkungan (Faktahukum.com, 2021). Dalam rangka mengatasi masalah ini, diperlukan strategi komunikasi pembangunan yang holistik dan terencana. Strategi komunikasi pembangunan memiliki potensi besar untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam meningkatkan kesadaran dan memperbaiki praktik-praktik terkait kebersihan dan kesehatan di Pasar Induk Cibitung. Dengan fokus yang tepat, kolaborasi yang erat, dan pendekatan yang holistik, kesadaran masyarakat terhadap isu ini dapat ditingkatkan secara berkelanjutan, membentuk lingkungan yang lebih sehat dan layak huni bagi semua pihak yang terlibat.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis hendak meneliti mengenai kesadaran masyarakat mengenai kebersihan dan kesehatan di Pasar Induk Cibitung. Peneliti mengusung topik penelitian berjudul "Strategi Komunikasi Pembangunan Untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Tentang Kebersihan Dan Kesehatan Di Pasar Induk Cibitung". Metode penelitian yang digunakan yakni metode kualitatif dengan studi kasus dan pengumpulan sampel terpilih atau Purposive Sampling.

Bagaimana caranya strategi  komunikasi pembangunan dapat diterapkan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan kesehatan di pasar Induk Cibitung?

Menurut Nasution (2009) mendefinisikan arti komunikasi pembangunan secara luas dan sempit. Komunikasi pembangunan secara luas mencakup peranan dan fungsi komunikasi sebagai kegiatan pertukaran pesan timbal balik antara semua pihak yang terlibat dalam upaya pembangunan, khususnya antara masyarakat dan pemerintah mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan, sedangkan komunikasi pembangunan secara sempit mencakup seluruh upaya. atau metode dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan. Paradigma komunikasi berkembang seiring kemajuan ilmu pengetahuan (Wahyuningratna, September 2020).

Apabila pembangunan bergeser dari komunikasi satu arah menjadi komunikasi dua arah atau sering disebut juga dengan istilah komunikasi pembangunan partisipatif. Nasution (2009) menegaskan bahwa komunikasi partisipatif diidentifikasikan sebagai perangsang partisipasi, menstimulir berpikir kritis, dan mengutamakan proses, dibanding sekadar pengaruh khusus yang terkait dengan modernisasi yang linear. Pendapat yang sama dari Mardikanto (2010) menyampaikan bahwa masyarakat harus berperan dalam pembangunan baik dalam perencanaan maupun dalam pelaksanaan yang berarti bahwa pembangunan harus bersifat partisipatif.

Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan kesehatan yang dalam prakteknya dilakukan melalui kegiatan komunikasi pembangunan menjadi faktor penentu tumbuh dan berkembangnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan. Menurut Nindatu (2019), komunikasi pembangunan merupakan suatu cara untuk membangkitkan dan mengembangkan partisipasi masyarakat dengan proses pembangunan dilakukan berbasis partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi serta pencapaian hasil. Komunikasi pembangunan diharapkan dapat: meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan; memberikan informasi kepada masyarakat tentang peluang untuk berpartisipasi dalam pembangunan; menunjukkan dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi; dan menggerakkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi. (Mardikanto, 2010).

Pasar Induk Cibitung merupakan salah satu pusat distribusi barang-barang kebutuhan pokok di Indonesia yang terletak di Kabupaten Bekasi yang terletak di Jalan Raya Teuku Umar No. 1 Kecamatan Cibitung. Pasar ini menjadi pusat penting bagi para pedagang dan produsen untuk menjual dan mendistribusikan berbagai jenis produk mulai dari bahan makanan hingga barang keperluan sehari-hari lainnya. Dengan luas area yang cukup besar, Pasar Induk Cibitung menyediakan berbagai fasilitas seperti area parkir yang luas, fasilitas pengemasan, serta aksesibilitas yang baik untuk kendaraan pengangkut barang .

Menurut Prabowo (2021) pasar Induk Cibitung memiliki peran yang vital dalam memastikan ketersediaan dan distribusi barang ke seluruh wilayah di sekitarnya. Para pedagang dari berbagai daerah datang ke pasar ini untuk memperoleh barang dagangan dengan harga yang kompetitif agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen mereka dengan harga yang terjangkau. Sebagai pusat distribusi, Pasar Induk Cibitung juga menjadi tempat pertemuan antara para pedagang, produsen, dan pembeli yang memungkinkan terjalinnya kerja sama yang saling menguntungkan dalam rantai distribusi.

Keberadaan Pasar Induk Cibitung juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat sekitarnya. Bukan hanya menciptakan lapangan kerja bagi para pekerja di pasar, tetapi juga memberikan kontribusi dalam penggerak ekonomi lokal melalui transaksi jual beli yang terjadi setiap harinya. Selain itu, pasar ini juga memainkan peran penting dalam menjaga ketersediaan pasokan barang ke berbagai daerah di sekitarnya, yang pada gilirannya mendukung kelancaran aktivitas ekonomi secara keseluruhan (Prabowo, 2021).

Mengutip dari hasil penelitian Andriyani Darajad (2011), luas pasar ini adalah 56.991,5 m2 dengan jumlah pedagang sekitar 843 pedagang. Secara administratif, Pasar Induk Cibitung memiliki batas wilayah sebagai berikut:

  • Sebelah Utara  : Kelurahan Wanasari
  • Sebelah Timur  : Kecamatan Cikarang Barat
  • Sebelah Selatan : Jalan Raya Teuku Umar
  • Sebelah Barat  : Kecamatan Tambun Selatan

Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan penggunaan studi kepustakaan (Library Research) merupakan kerangka kerja yang mendalam dan mendetail dalam menggali pemahaman yang kaya akan konteks spesifik dari fenomena yang diselidiki. Fokus pada analisis mendalam terhadap fenomena tertentu atau kasus yang diinvestigasi berdasarkan teori dalam berbagai literatur. Memungkinkan pengamatan yang detail dan mendalam terhadap konteks spesifik dari kasus tersebut. Memiliki kecenderungan untuk menggali kompleksitas dalam interaksi antara variabel-variabel yang terlibat.

Menurut Zed (2004), metode studi pustaka (library research) yaitu metode dengan pengumpulan data dengan cara memahami dan mempelajari teori-teori dari berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Terdapat  Empat tahap studi pustaka dalam penelitian yakni menyiapkan perlengkapan alat yang diperlukan, menyiapkan bibliografi kerja, mengorganisasikan waktu dan membaca atau mencatat bahan penelitian. Proses pengumpulan data menggunakan cara mencari sumber dan mengkonstruksi dari berbagai sumber contohnya seperti buku, jurnal dan riset-riset yang sudah pernah dilakukan. Bahan pustaka yang didapat dari berbagai referensi tersebut dianalisis secara kritis dan harus mendalam agar dapat mendukung proposisi dan gagasannya (Miza Nina Adlini, 2022).

Pasar Induk Cibitung menyajikan tantangan signifikan dalam pengelolaan kebersihan dan kesehatan. Tingginya volume transaksi dan aktivitas perdagangan menciptakan aliran limbah yang besar, menyebabkan masalah sanitasi dan kesehatan lingkungan. Hal ini juga menyebabkan tumpukan sampah dari berbagai sektor pedagang di pasar induk, seperti sampah basah pada sayur dan buah maupun sampah kering seperti kardus, peti pengangkut, karung, dan lain-lain. Banyaknya limbah yang telah dihasilkan setiap harinya dan selalu bertambah, petugas kebersihan memiliki keterbatasan angkutan untuk memindahkan limbah tersebut dan menyebabkan penumpukan semakin menggunung.

Volume sampah yang dihasilkan setiap harinya ini dikhawatirkan dapat mengancam kesehatan masyarakat sekitar. Terciptanya polusi air dan polusi udara akibat cemaran limbah dari pasar Induk Cibitung ini perlu aksi tanggap untuk menangani permasalahan kesehatan dan juga kebersihannya. Maka peran komunikasi pembangunan sangat diperlukan untuk dua arah dan partisipatif. Komunikasi pembangunan dapat menjadi solusi dari permasalahan ini dengan cara mediasi dan evaluasi program. Pentingnya kolaborasi kerjasama pemerintah maupun swasta setempat seperti dinas lingkungan hidup dan pihak pengelolaan limbah, untuk berperan langsung dalam penanganan limbah di Pasar Induk Cibitung.

Komunikasi pembangunan memerlukan partisipasi pedagang di kawasan ini, seperti mediasi permasalahan dalam konteks kebersihan pasar, kualitas produk, kondisi sanitasi, dan penanganan limbah. Mempertemukan pihak pemangku kekuasaan untuk meregulasi tatanan aturan mengenai limbah pasar dan kebersihannya. Kolaborasi yang efektif dapat membentuk pemahaman bersama akan tantangan dan peluang dalam meningkatkan kesehatan di Pasar Induk Cibitung. Pemangku kepentingan yang terlibat secara aktif dapat memberikan kontribusi penting dalam mengidentifikasi solusi yang sesuai dan berkelanjutan. Komunikasi yang terbuka ini dapat membahas isu-isu kesehatan yang relevan, seperti kebersihan, penyimpanan makanan yang benar, dan pencegahan penyakit menular.

Pemberdayaan masyarakat dapat menjadi solusi dari permasalahan ini, seperti mengedukasi aturan baru untuk pedagang untuk mengelola sampah sisanya dan memberikan kepada pihak yang telah disepakati. Untuk pengunjung pasar seperti pembeli dan pemasok barang dapat dikenalkan dengan beberapa flyer atau brosur apabila ingin membuang sampahnya di tempat yang telah disediakan nanti. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat juga perlu memasang banner atau flyer apabila mengunjungi Pasar Induk Cibitung diharapkan dapat membuang sampahnya di sudut-sudut yang telah disediakan. Setelah partisipasi dari berbagai pihak ini, pemerintah setempat dapat mengevaluasi hasilnya di kemudian hari. Apakah tumpukan limbah semakin bertambah ataupun semakin berkurang. Apabila volume limbah telah berkurang maka program realisasi kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan kesehatan di Pasar Induk Cibitung ini telah dikatakan berhasil. Komunikasi pembangunan menjadi portal pembuka dari segala arah pihak terkait permasalahan dan mampu menyelesaikannya secara terperinci.

Komunikasi pembangunan secara luas mencakup peranan dan fungsi komunikasi sebagai kegiatan pertukaran pesan timbal balik antara semua pihak yang terlibat dalam upaya pembangunan, khususnya antara masyarakat dan pemerintah mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan, sedangkan komunikasi pembangunan secara sempit mencakup seluruh upaya. atau metode dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran akan kebersihan dan kesehatan yang dalam prakteknya dilakukan melalui kegiatan komunikasi pembangunan menjadi faktor penentu tumbuh dan berkembangnya keterlibatan masyarakat dalam pembangunan.

Komunikasi pembangunan partisipatif mampu menciptakan pendekatan yang mendorong keterlibatan aktif masyarakat dalam proses pembangunan. Terapannya yang tepat di Pasar Induk Cibitung dapat memainkan peran krusial dalam meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di antara para pelaku pasar, mulai dari pedagang hingga pengunjung pasar. Pembangunan partisipatif melibatkan penciptaan saluran komunikasi yang inklusif antara berbagai pihak yang terlibat dalam pasar, seperti pedagang, petugas pasar, pihak berwenang, dan komunitas sekitar. Melakukan edukasi dalam bentuk pemberdayaan masyarakat dianggap menjadi solusi untuk permasalahan ini, apabila masyarakat mampu menjaga kebersihan area maka dianggap perlu evaluasi dari pihak berwenang terkait program pemberdayaan masyarakat ini mengenai isu kesehatan dan kebersihan lingkungan Pasar Induk Cibitung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun