Tampak rasa malu dari wajah Musailamah, kemudian dia bertanya lagi,
"Dan apakah engkau bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?"
Habib menjawab dengan sangat sinis, "Aku tidak mendengar apapun"
Musailamah sangat frustasi dan wajahnya menghitam karena pikirannya dipenuhi dendam. Kemudian dia menyiksa dengan siksaan yang sangat kejam kepada tubuh Habib yang mulia. Hingga tubuhnya tidak kuat menahan siksaan dari Musailamah al-Kadzab dan kembalilah ruhnya yang mulia kepada tempat yang sangat mulia. Dengan keimanan dan ketaatan yang masih tertancap kuat dalam hatinya.
Hal ini menunjukkan akan betapa besar rasa cinta Habib bin Zaid kepada Nabi SAW. Yaitu dengan menaati perintah Nabi SAW meskipun harus mempertaruhkan nyawanya sendiri. Lantas seberapa besar rasa cinta kepada Nabi SAW? Akan kah kita mempertaruhkan nyawa kita demi Rasulullah SAW. Dibulan maulid ini alangkah baiknya jika kita mulai membenahi rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Meskipun tidak dengan mempertaruhkan nyawa kita, setidaknya kita selalu berusaha meneladani akhlak beliau SAW. Semoga kita mendapatkan pertolongan Rasulullah SAW kelak di hari kiamat.
Referensi:
Diakses pada 14 Oktober pukul 04.25
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H