Dan ini adalah kalimat yang darinya terpancar cahaya, yaitu cahaya yang mampu menghinakan orang-orang kafir yang hina yang hanya berpikir bahwa kenabian hanyalah kekuasaan yang bisa didapatkan dengan pengakuan dan perlawanan. Padahal itu adalah Rahmat Allah SWT yang diberikan kepada orang-orang yang beriman.
Rasulullah SAW menulis surat itu untuk mengajaknya kepada kebenaran serta mencegahnya dari kebatilan. Kemudian Rasulullah SAW meminta Habib bin Zaid sebagai orang yang telah beliau pilih untuk membawa surat itu kepada Musuh Allah SWT yaitu Musailamah al-Kadzab.
Kemudian Habib membawa surat itu dengan perasaan bahagia karena mendapatkan kemuliaan itu, karena ia mengingat perkataaan Rasulullah SAW :
ولأن يهدي الله بك رجلا واØدا خير لك مما طلعت عليه الشمس وغربت
"Petunjuk Allah SWT kepada seorang laki-laki melalui mu itu lebih baik bagimu daripada terbit dan tenggelamnya matahari".
Padahal dalam tugas itu terdapat ancaman nyawa yang harus dia pertaruhkan dan dia tentu tahu itu. Namun apa? Keimanan dan ketaatannya kepada Rasulullah SAW lah yang membuatnya tak takut sedikitpun akan semua ancaman-ancaman yang datang kepadanya.
Dan benar saja sesampainya disana, saat Habib menyatakan kebohongan Musailamah dia diperlakukan dengan tidak berperikemanusiaan yang bahkan dengan perlakuan yang tidak pernah dikenal pada zaman jahiliah.
Musailamah kemudian memanggil kaumnya untuk menyaksikan pembicaraan antara kebenaran dan kebatilan. Dan dia berhasrat untuk membuat habib bersaksi bahwa dirinya adalah utusan Allah SWT. Kemudian dia mulai menyiksa Habib dengan siksaan yang bahkan tenaganya tidak kuat untuk menahannya, kecuali hanya ruhnya yang tetap kuat untuk menolak keluarnya kalimat kufur dari mulutnya meskipun hanya dari ujung lidahnya.
Musailamah al-Kadzab berkata kepada Habib,
"Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?"
Habib menjawab, "Iya, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah SWT "