Mohon tunggu...
Khoiru Syafaatin Noviana
Khoiru Syafaatin Noviana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bismillahirrahmanirrahim...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Habib bin Zaid: Bentuk Nyata Kecintaan kepada Nabi SAW

22 Oktober 2022   09:00 Diperbarui: 22 Oktober 2022   09:10 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Salah satu bukti cinta seseorang adalah dengan mengetahui dan merayakan hari lahir orang yang dicintainya. 

Ya di bulan Robi'ul Awwal inilah Nabi Agung Muhammad SAW dilahirkan. Maka seharusnya sebagai seseorang yang mengaku mencintai Nabi Muhammad SAW kita menyambut bulan ini dengan gembira, memperbanyak sholawat banyak membaca shirah serta mengikuti ajaran-ajaran Nabi SAW.

Dalam hal pembuktian cinta ini kita bisa bercermin dari para sahabat Nabi SAW yang telah dengan nyata mendukung perjuangan dakwah Nabi SAW. Salah satu sahabat itu adalah Habib bin Zaid Al-Anshory ( حبيب ابن زيد الأنصري).

Nama aslinya adalah Habib bin Zaid bin 'Ashim bin 'Amr Al-Anshory. Saudaranya bernama Abdullah bin Zaid yang merupakan salah satu sahabat yang ikut dalam Baiat Aqobah. Ibunya adalah Nusaibah bin Ka'ab yang merupakan salah satu dari dua orang perempuan yang ikut dalam Baiat Aqobah, adapun perempuan kedua yang ikut dalam Baiat tersebut adalah bibi dari ibunya. Karena itu mereka termasuk dari orang-orang yang telah difirmankan oleh Allah SWT,

ذرية بعضها من بعض

"(Yakni suatu keturunan yang sebagiannya dari) turunan (yang lain.)"

Sejak masuk Islam, habib selalu menemani Rasulullah SAW, dan tidak pernah tertinggal dalam setiap peperangan baik yang diikuti oleh Rasul maupun yang tidak beliau ikuti. Habib juga adalah seorang yang selalu taat dan tidak pernah lalai dalam hal agama.

Pada masa hidupnya, terjadi dua peristiwa yang sangat besar di selatan jazirah Arab. Yaitu ada dua orang yang keluar dari Islam dan menyatakan bahwa mereka telah mandapat Wahyu dari langit. Mereka adalah Aswad bin Ka'ab al-Ansi dari San'a dan Musailamah al-Kadzab dari Yamamah. Mereka tidak hanya berbohong dengan apa yang mereka sampaikan, bahkan mereka menghasut orang-orang tentang islam dan orang-orang islam, dan mereka hidup di bumi dengan keadaan sesat.

Musailamah al-Kadzab bahkan berani mengirim surat kepada Rasulullah SAW yang isinya ( Dari Musailamah Rasulullah kepada Muhammad Rasulullah ... Semoga keselamatan terlimpah atasmu ... Sesungguhnya aku telah bersekutu denganmu dan sesungguhnya kami memiliki setengah bumi dan Qurays memiliki setengah bumi, akan tetapi Qurays hanya satu kaum ).

Dan seketika itu Rasulullah SAW memanggil salah satu juru tulis beliau dan mendiktenya untuk menulis surat balasan untuk Musailamah al-Kadzab, yang isinya :

"Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah sang pembohong. Semoga keselamatan terlimpah atas orang yang mengikuti petunjuk. Sesungguhnya bumi adalah milik Allah SWT dan diwariskan kepada hamba yang dikehendaki-Nya dan akibat (baik) adalah untuk orang-orang yang bertakwa ".

Dan ini adalah kalimat yang darinya terpancar cahaya, yaitu cahaya yang mampu menghinakan orang-orang kafir yang hina yang hanya berpikir bahwa kenabian hanyalah kekuasaan yang bisa didapatkan dengan pengakuan dan perlawanan. Padahal itu adalah Rahmat Allah SWT yang diberikan kepada orang-orang yang beriman.

Rasulullah SAW menulis surat itu untuk mengajaknya kepada kebenaran serta mencegahnya dari kebatilan. Kemudian Rasulullah SAW meminta Habib bin Zaid sebagai orang yang telah beliau pilih untuk membawa surat itu kepada Musuh Allah SWT yaitu Musailamah al-Kadzab.

Kemudian Habib membawa surat itu dengan perasaan bahagia karena mendapatkan kemuliaan itu, karena ia mengingat perkataaan Rasulullah SAW :

ولأن يهدي الله بك رجلا واحدا خير لك مما طلعت عليه الشمس وغربت

"Petunjuk Allah SWT kepada seorang laki-laki melalui mu itu lebih baik bagimu daripada terbit dan tenggelamnya matahari".

Padahal dalam tugas itu terdapat ancaman nyawa yang harus dia pertaruhkan dan dia tentu tahu itu. Namun apa? Keimanan dan ketaatannya kepada Rasulullah SAW lah yang membuatnya tak takut sedikitpun akan semua ancaman-ancaman yang datang kepadanya.

Dan benar saja sesampainya disana, saat Habib menyatakan kebohongan Musailamah dia diperlakukan dengan tidak berperikemanusiaan yang bahkan dengan perlakuan yang tidak pernah dikenal pada zaman jahiliah.

Musailamah kemudian memanggil kaumnya untuk menyaksikan pembicaraan antara kebenaran dan kebatilan. Dan dia berhasrat untuk membuat habib bersaksi bahwa dirinya adalah utusan Allah SWT. Kemudian dia mulai menyiksa Habib dengan siksaan yang bahkan tenaganya tidak kuat untuk menahannya, kecuali hanya ruhnya yang tetap kuat untuk menolak keluarnya kalimat kufur dari mulutnya meskipun hanya dari ujung lidahnya.

Musailamah al-Kadzab berkata kepada Habib,

"Apakah engkau bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah?"

Habib menjawab, "Iya, aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah SWT "

Tampak rasa malu dari wajah Musailamah, kemudian dia bertanya lagi,

"Dan apakah engkau bersaksi bahwa aku adalah utusan Allah?"

Habib menjawab dengan sangat sinis, "Aku tidak mendengar apapun"

Musailamah sangat frustasi dan wajahnya menghitam karena pikirannya dipenuhi dendam. Kemudian dia menyiksa dengan siksaan yang sangat kejam kepada tubuh Habib yang mulia. Hingga tubuhnya tidak kuat menahan siksaan dari Musailamah al-Kadzab dan kembalilah ruhnya yang mulia kepada tempat yang sangat mulia. Dengan keimanan dan ketaatan yang masih tertancap kuat dalam hatinya.

Hal ini menunjukkan akan betapa besar rasa cinta Habib bin Zaid kepada Nabi SAW. Yaitu dengan menaati perintah Nabi SAW meskipun harus mempertaruhkan nyawanya sendiri. Lantas seberapa besar rasa cinta kepada Nabi SAW? Akan kah kita mempertaruhkan nyawa kita demi Rasulullah SAW. Dibulan maulid ini alangkah baiknya jika kita mulai membenahi rasa cinta kepada Rasulullah SAW. Meskipun tidak dengan mempertaruhkan nyawa kita, setidaknya kita selalu berusaha meneladani akhlak beliau SAW. Semoga kita mendapatkan pertolongan Rasulullah SAW kelak di hari kiamat.

Referensi:

https://alwafd.news/%D8%AF%D9%86%D9%8A%D8%A7%20%D9%88%D8%AF%D9%8A%D9%86/743071-%D8%AD%D8%A8%D9%8A%D8%A8-%D8%A8%D9%86-%D8%B2%D9%8A%D8%AF-%D8%A7%D9%84%D8%B5%D8%AD%D8%A7%D8%A8%D9%8A-%D8%A7%D9%84%D8%B0%D9%8A-%D8%A7%D8%B3%D8%AA%D9%82%D8%A8%D9%84-%D8%A7%D9%84%D9%85%D9%88%D8%AA

Diakses pada 14 Oktober pukul 04.25

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun