Mohon tunggu...
Wisnu Pitara
Wisnu Pitara Mohon Tunggu... Guru - Sekadar membaca saja

Sekadar berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Negara Pun Buat Taruhan

31 Oktober 2024   12:02 Diperbarui: 31 Oktober 2024   12:02 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengetahuan ibu Kunti tentang jamu dan obat-obatan tradisional ala istana, di mana mereka mengandalkan bahan-bahan lama tersedia melimpah ruah di dalam hutan. Yang dibutuhkan adalah energi, usaha, dan kekuatan fisik untuk mencari dan mendapatkan berbagai tanaman itu.

Bantuan dari Widura, adik ipar Kunti, dan anak buahnya sangat berguna. Mereka sengaja memberikan bantuan berbagai peralatan untuk mempermudah melakukan berbagai aktivitas di hutan maupun di dalam gua tempat mereka tinggal. 

Beberapa informasi penting berkenaan dengan istana disampaikan juga oleh mereka, sehingga mereka tidak buta sama sekali dengan keadaan yang terjadi di istana. Widura sangat bersimpati kepada adik ipar dan para keponakannya itu atas berbagai ujian dan cara mereka mempertahankan jati diri.

Duryudana cs belakangan sadar bahwa mereka telah gagal upaya dalam mencelakai Yudistira dan adik-adiknya dengan cara membakar di sebuah kompleks peristirahatan. Setelah beberapa tahun berlalu, sempat mereka mengirim utusan untuk memastikan bahwa Yudistira beserta adik-adiknya masih hidup setelah upaya jahat mereka.

Atas jasa Widura pula, yang mengusulkan kepada Prabu Drestarastra untuk memberikan konsesi kepada Yudistira sebuah hutan primer yang belum pernah diusahakan dan digunakan oleh kerajaan. 

Setelah menimbang dan persetujuan dari para pejabat kerajaan serta dukungan dari Duryudana dan adik-adiknya, raja setuju memberikan sebuah hutan itu kepada Yudistira bersaudara. 

Duryudana memandang itu lebih lebih baik, demi sekalian mengawasi gerak-gerik mereka. Siapa tahu ada kesempatan lagi untuk menjatuhkan atau melenyapkan mereka.

Hutan yang dari semula tidak dihuni, sekarang sedang berusaha dibuka dan dibangun berbagai prasaran dan sarana serta kompleks ibukota, bernama hutan Amarta atau Wanamarta. Sebelumnya tidak banyak orang yang berani memasuki hutan itu karena dianggap angker atau menyeramkan, wingit kata orang Jawa. 

Bagi orang tidak berpengalaman yang berani-berani memasuik hutan, bisa dipastikan tidak akan bisa keluar lagi saking gelap dan membingungkan. Pepohonan sangat tinggi dan berdaun rimbun membuat suasana di bawahnya menjadi sangat gelap dan lembab, sukar untuk dilalui orang dengan berjalan kaki.

Anak buah Widura yang terbiasa membangun jalan sebelum memulai membuka lokasi penambangan memberikan bantuan sangat penting. Tanpa orang-orang lapangan yang sudah terbiasa menaklukkan ganasnya alam liar pekerjaan akan sangat sulit. 

Saudara-saudara jauh pun tidak kalah dalam berpartisipasi mendukung dalam bentuk tenaga maupun sumber daya lain demi suksesnya pembukaan hutan menjadi sebuah kawasan yang bisa dihuni. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun